Namaku Dania

Ini adalah pengalamanku yang terjadi baru-baru ini, seperti pernah aku ceritakan, namaku Dania dan akrab dipanggil Nia, usia 24 tahun,167/52, rambut hitam panjang, kulit putih, dan aku bekerja disebuah bank swasta sebagai sekretaris.
[IMG] [IMG] [IMG]
Di kotaku ini, aku tinggal sendiri di rumah yang dibelikan oleh ayahku, aku hanya ditemanin oleh seorang pembantu.. Namanya "Nina", usianya sepantaran aku, belum menikah katanya. Pembantuku ini rajin.. setiap pagi dia sudah beres-beres rumah, menyiapkan sarapan buatku, dan sebelum pergi ke pasar selalu memberikan daftar belanjaan untuk aku setujui.

Hingga suatu hari.. Minggu lalu.. Pembantuku ini memberitahuku.. Bahwa Kakaknya akan mengunjunginya.. Dan minta ijin agar dapat menginap 2 hari di rumah, aku tidak keberatan.. Walaupun pembantuku ini baru 4 bulan bekerja di rumahku.. Tetapi aku percaya kepadanya.

Hari Jumat, sepulang dari kantor.. Nina memperkenalkan Kakaknya itu, namanya Ucup (nama samaran) usianya 30 tahunan (kira-kira), berkulit hitam, kurus, dan maaf wajahnya rada kucel menurutku, karena mengaku sebagai Kakaknya, aku pun mengijinkan mereka berdua tidur dalam satu kamar.

Hari Sabtu pagi, bangun tidur aku langsung mengenakan daster untuk menutupi tubuhku yang bugil, maklum.. Karena kalau tidur aku tidak pernah mengenakan apa-apa, setelah menikmati sarapan pagi, akupun duduk disofa sembari membaca koran, menurut perkiraanku.. Si Nina pasti sudah pergi ke pasar.. Mungkin saja ditemani oleh Kakaknya. Sembari membaca koran aku menselonjorkan kedua kakiku ke atas meja. Saat itu aku tidak merasakan ada hal yang aneh.. Tetapi setelah lama membaca koran.. Akupun merasa ada sesuatu yang aneh.. Akupun menurunkan sedikit koranku.. Dan..

Tampak si Ucup berdiri di depanku.. Aku sedikit terkejut, tampak Ucup berdiri sembari memperhatikan diriku, dan hal ini membuat aku jadi penasaran.. Apalagi pandangan si Ucup ini selalu kebawah, maka akupun melirik kebawah.. Dan.. Yaa.. Ampunn.. Aku baru sadar kalau dasterku itu tersibak ke atas sehingga dari posisiku duduk aku dapat melihat bulu-bulu kemaluanku sendiri.. Apalagi dari posisi si Ucup yang berdiri dihadapanku itu.. Tentu dia dapat melihat dengan jelas kemaluanku.. Oohh..

Saat itu juga aku jadi salah tingkah.. disatu sisi aku harus menjaga sopan santun tapi disisi lain aku tidak keberatan kemaluanku dilihat oleh si Ucup.. Maklum aku seorang exibithionist, ada perasaan kepuasan tersendiri. Tetapi untuk menghilangkan kesan sengaja.. Akupun pura-pura tidak menyadari dan..

"Oh.. Ucup.. Bikin kaget aja" seruku.

Tampak si Ucup juga terkejut dengan teguranku itu, lalu..

"Anu.. Maaf Non.. Mau ngasih daftar belanjaan.." serunya gugup, tapi matanya tetap melirik kebawah, dan akupun sadar kalau sebelum ke pasar Nina pasti akan menyodorkan daftar belanjaan.

Lalu Ucup menyodorkan daftar belanjaan kepadaku, dan akupun sedikit mencondongkan tubuhku ke depan untuk menerimanya, dan saat itu juga.. Aku sedikit merenggangkan kedua pahaku, dan tetap membiarkan kedua pahaku merenggang sembari membaca daftar belanjaan itu.. Tentu sekarang si Ucup dapat melihat dengan jelas bentuk kemaluanku, terus terang timbul perasaan gairah pada diriku walaupun aku tidak bisa konsentrasi membaca daftar belanjaannya, apalagi ketika dari sudut mataku.. Aku melihat si Ucup melirik terus ke arah selangkanganku itu.. Oohh.. Terasa kaku kedua pahaku.. Tidak bisa kurapatkan.. Maunya kurenggangkan terus, kemudian..

"Mas.. Mas Ucup" terdengar Nina memanggil dari dalam.

Spontan aku bangkit berdiri.. Aku tidak mau Nina melihat kejadian ini.. Dan benar juga.. Tampak Nina muncul.

"Oh.. Maaf non, anu Mas Ucup sudah kasih daftar belanjaan sama Non?" seru Nina. Ucup mengangguk, dan tampak kekecewaan diwajahnya karena, lalu.."Sudah Nina.. Yaa.. Kamu belanjain aja semuanya," seruku sembari mengembalikan daftar belanjaan kepadanya.

Seperti dugaanku.. Ternyata Nina mengajak Ucup untuk ke pasar, walaupun Ucup kelihatan segan untuk ikut.. Tapi mau tidak mau dia menemani juga Nina ke pasar.

Malam hari, aku pergi bersama kawan-kawanku.. Kami pergi ke cafe dan di sana kami minum-minum sembari mendengarkan live music, hari sudah larut ketika kami pulang.. Teman-temanku menyarankan agar aku jangan menyetir mobil sendiri.. Karena mereka tahu kalau saat itu aku rada-rada mabok, tetapi aku tidak peduli.. Walaupun dengan kepala rada-rada pusing.. Aku tiba juga dirumah dengan selamat.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan aku tidak tega membangunkan pembantuku untuk membuka garasi, maka aku sendiri membuka garasi dan memasukkan mobilku, setelah itu aku masuk lewat belakang.. Dan melewati kamar pembantuku, tampak lampu kamar pembantuku itu masih menyala terang dan jendelanya terbuka sedikit, hal ini membuat rasa ingin tahuku.. Apa sih yang mereka lakukan.

Lalu aku mengintai ke dalam dari jendela, dan.. Tampak pemandangan yang luar biasa.. Pembantuku Nina dan si Ucup (Kakaknya?) sedang bergumul.. Kedua-duanya telanjang bulat.. Gilaa.. Si Ucup ini Kakaknya atau suaminya.. Akupun tidak habis pikir, tetapi menyaksikan adegan persetubuhan mereka membuat gairahku meningkat.. Tampak tubuh si Ucup menindih tubuh Nina.. Dan tampak pula gerakan erotis pinggul si Ucup yang naik turun.. Diantara kedua paha Nina yang terbuka lebar. Cukup lama aku mengintip mereka.. Sampai akhirnya mereka berdua terkulai lemas.
[IMG] [IMG] [IMG]
Melihat hal itu.. Membuat gairah sex-ku meningkat.. Ingin rasanya ikut bergabung dengan mereka.. Apalagi pengaruh alkohol begitu keras pada diriku.. Tetapi akupun bisa mengontrol diriku.. Kemudian aku beranjak dari situ.. Dan masuk ke kamarku, di dalam kamar aku segera menanggalkan t'shirt dan celana jeansku, hingga hanya bra yang hanya bisa menampung 1/3 payudaraku yang 36A dan G-string berwarna pink yang masih melekat ditubuhku, kemudian aku keluar kamar dan menuju ke kamar mandi, setelah membersihkan make up dan cuci muka akupun melepas g-stringku dan berjongkok di atas kloset untuk kencing,

Tetapi satu hal yang aku lupa.. Aku tidak menutup pintu kamar mandi dan ketika aku sadar.. Aku melihat si Ucup sedang berdiri diambang pintu sembari memperhatikan aku yang sedang buang air kecil itu.. Tampak dia cengegesan melihat diriku.. Dan aku.. Aku diam saja.. Membiarkan si Ucup memperhatikan diriku, melihat aku diam saja.. Si Ucup mendekati diriku dan berjongkok dihadapanku.. Memperhatikan kemaluanku yang masih mengeluarkan air kencing itu.. Tiba-tiba si Ucup menjulurkan tangannya dan memegang kemaluanku.. Oohh.. Tubuh ku bergetar..

Tampak telapak tangan si Ucup segera basah oleh air kencingku.. Lalu si Ucup mengosok-gosokan telapak tangannya ke kemaluanku.. Oohh.. Aahh.. Uuuhh aku memejamkan mataku merasakan nikmat.. Apalagi ketika si Ucup menyodok-nyodokkan jarinya ke dalam liang vaginaku.. Aahh...

Setelah puas mengocok kemaluanku.. Si Ucup membantuku turun dari closet.. Setelah itu dengan garang ia melepas bra ku.. Hingga akhirnya aku telanjang bulat, aku membiarkan si Ucup melumat payudaraku dengan rakusnya.. Dan hal ini membuat aku semakin terangsang hebat..

Secara bergantian kedua payudaraku dilumatnya.. Kadang-kadang pentil payudaraku di gigit-gigit kecil olehnya.. Wooww.. Akupun tidak tinggal diam.. Tangan kiriku meremas-remas rambutnya sementara tangan kananku turun kebawah dan segera mencekal batang kemaluan si Ucup yang masih tertutup celana itu, saat itu aku berpikir.. Hebat juga si Ucup ini.. Setelah menyetubuhi si Nina.. Barangnya masih bisa bangun lagi..

Tampaknya si Ucup ini tahu benar kondisiku saat itu yang sedang mabok dan terangsang hebat, maka dia segera mengendong tubuhku yang telanjang dan dibawanya masuk ke dalam kamarku.. Lalu aku direbahkan di atas ranjangku.. Setelah itu si Ucup menekuk kedua pahaku ke atas dan segera mulutnya mengoral kemaluanku..

"Ahh.. Nggkk.. Oohh.." rintihku..

Beberapa kali tubuhku tersentak-sentak ketika lidah si Ucup menyodok-nyodok liang vaginaku.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Apalagi ketika sekali-kali lidah si Ucup bermain di duburku.. Oohh.. Geli.. Tapi nikmat..

Tubuhkupun mengeliat-ngeliat merasakan nikmatnya clitorisku di isap-isap oleh si Ucup, apalagi ketika jari tangan kanan si Ucup disodok-sodoknya ke dalam duburku..

"Oohh.. Nggkk.. Aahh.."

Aku mengelinjang hebat.. Permainan lidah dan jari-jari si Ucup ini benar-benar luar biasa.. Tiba-tiba si Ucup menghentikan aksinya, dia lalu duduk ditepi ranjangku sebelah kanan.. Lalu ia menjilati lutut kaki kananku.. Terasa geli ketika lidah si Ucup menari-nari di atas lulutku itu, dan jari tangan kanannya masih tetap tertancap di dalam duburku.. Gerakan jari tangan Ucup di dalam duburku dan jilatannya di lutut kananku membuat aku kembali mengelinjang-ngelinjang..

Tiba-tiba.. Nggk.. Aku mendesis ketika Ucup menarik jarinya dari dalam duburku.. Tampak Ucup membawa jari tangannya itu ke hidungnya.. Dan menghirup dalam-dalam, mungkin dia sedang menikmati aroma yang melekat dijari tengahnya itu.. Aku hanya memandang pasrah.. Lalu tampak Ucup tersenyum dan menjulurkan jari tengah tangannya itu ke bibirku, sekilas akupun mencium aroma itu.. Entah kenapa.. Aku semakin bergairah.. Segera aku membuka bibirku dan membiarkan si Ucup memasukkan jari tengahnya itu ke dalam mulutku.. Terasa rasa pahit tapi aku tidak peduli.. Kujilati jari tengah Ucup itu.. Bahkan kuisap-isap jarinya itu.. Tampak Ucup tersenyum melihat ulahku itu.

Setelah itu si Ucup berdiri dan melepas seluruh pakaiannya hingga bugil, tampak batang kemaluan Ucup yang tegang dan keras itu, akupun tidak mau menyia-nyiakan itu.. Segera aku duduk ditepian ranjang dan kujilati habis seluruh batang kemaluan si Ucup, masih tercium aroma kemaluan wanita dari batang kemaluan Ucup.. Mungkin ini karena tadi si Ucup baru bersetubuh dengan Nina.. Dan dia belum sempat mencucinya.. Aku tidak peduli.. Kuoral batang kemaluan si Ucup, kujilati sampai pangkal batang kemaluannya.. Sampai kebiji pelirnya..
[IMG] [IMG] [IMG]
"Ooh.. Iyaa.. Iyaa.. Teruss.. Non.. Teruss" desis si Ucup..

Aku semakin mengila.. Kurebahkan tubuh si Ucup di atas lantai.. Lalu aku merangkak di atas tubuhnya.. Kujilati lehernya.. Dadanya dan kupermainkan teteknya dengan lidahku.. Kemudian aku berjongkok di atas batang kemaluan si Ucup.. Dengan kedua tanganku kuarahkan batang kemaluan si Ucup keliang vaginaku.. Lalu kutekan.. Dan.. Bless.. Terbenamlah seluruh batang kemaluan si Ucup dalam vaginaku..

"Oohh.. Nikmat sekali.."

Kugerak-gerakkan pinggulku maju mundur.. Sementara si Ucup tidak tinggal diam.. Kedua tangannya segera meremas-remas kedua payudaraku.

"Oohh.. Nggkk.. Aahh.. Nikmat sekali.."

Kupeter pinggulku kekanan dan kekiri.. Hingga akhirnya aku mencapai klimaks..

"Oohh.. Uuuhh.. Nggkk.."
[IMG] [IMG]
Aku menjerit kecil sembari menyemburkan cairan kenikmatanku.. Setelah itu aku pun lunglai di atas tubuh si Ucup, kemudian si Ucup membalikan tubuhku.. Hingga telentang di atas lantai.. si Ucup berdiri dan memperhatikan tubuh bugilku yang telentang di atas lantai.. Tampak olehku batang kemaluan si Ucup yang masih berdiri tegang dan keras itu.. Rupanya dia belum mencapai klimaks.. Akupun sadar bahwa aku tidak boleh egois. Lalu aku berdiri dan duduk di tepian ranjang.

"Kok belum keluar..?"seruku, si Ucup hanya tersipu malu."Mau dimasukin lagi..?" seruku, si Ucup masih teripu malu."Atau kamu mau anal sex?" seruku lagi."Apa itu non?" tanyanya."Iyaa.. Kamu masukin ke dalam lubang pantatku" seruku lagi."Apa enggak sakit non..?" tanya si Ucup heran.

Akupun tersenyum, rupanya si Ucup ini belum pernah melakukan anal sex.

"Nggak kok.. Mau yaa.." ajakku."Belum pernah sih.. Tapi boleh juga non" serunya.

Lalu aku mengambil lotion di atas meja riasku.. Terus kuolesi lotion itu keseluruh batang kemaluan si Ucup.. Terasa berdenyut-denyut batang kemaluan si Ucup.. Setelah itu akupun menungging dipinggiran ranjang membelakangi si Ucup.. Kuoleskan lotion disekitar dan bagian dalam duburku.. Lalu dengan kedua tanganku.. Aku membuka belahan pantatku sehingga si Ucup dapat melihat anusku yang merekah itu..

Lalu si Ucup menempelkan kepala batang kemaluannya ke duburku dan dengan hati-hati mendesaknya ke dalam.. Terasa seret tapi woww.. nikmat, apalagi ketika si Ucup mulai mengerak-gerakkan pinggulnya maju mundur.. Sampai-sampai tubuhku tergunjang-gunjang..

"Aahh.. Ooh.. Nggkk.."

Aku mengerang menahan mules dan nikmat.. Si Ucup memang perkasa.. Cukup lama juga dia mengenjot lubang pantatku hingga..

"Aakk.." Si Ucup mengerang.. Sembari menekan batang kemaluannya dalam-dalam dia menyemburkan air maninya.."Ooh.. Enak.. Enak.. Non.." desisnya.

Akupun hanya tersenyum saja.. Setelah itu kupersilahkan si Ucup keluar dari kamarku.. Dan aku.. Mau tidak mau aku kembali ke kamar mandi untuk mandi.. Dingin tapi segar...

Itulah pengalamanku.. Dan setelah kejadian itu aku pun menegur pembantuku si Nina itu.. Dimana akhirnya ia mengaku bahwa si Ucup itu bukan Kakaknya.. Tapi pacarnya, dan aku peringatkan si Nina.. Bahwa aku tidak mau melihat lagi pacarnya itu..


»» Baca selengkapnya.....

Gue sukaa sayaang…

Akhir pekan ini aku uring-uringan banget, abis Beby pacarku 3 bulan terakhir ini, kayanya ada gejala menjauhi aku… beberapa kali kupergoki jalan sama Teddy anak arsitek itu… en beberapa kali kutelpon selalu maminya bilang kaga’ ada, malah tante Ira mami si Beby bilang,
“Udah, kalo mau main dateng aja…ntar juga pulang, tungguin aja Bon…” kata tante Ira lembut.
Nggak tau Jack… malem ini, angin apa yang niup mobilku buat parkir di depan rumahnya.. pikir-pikir asyik juga kok ngobrol sama tante Ira… biar kata udah 40 tahun tapi bisa ngobrol gaya anak muda.. itu aja dasar pemikiranku…
“Eeeeeiiiii…. anak muda… gitu dong apelin tante sekali-sekali…” sambut tante Ira ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu centil itu hampir tandas, tante Ira nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman itu setelah kuputuskan mau jalan aja…
“Bonny… naik aja, ngobrol di atas aja yuuk..” kudengar panggilan tante Ira dari lantai atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home theatre… beberapa kali kusetubuhi Beby di ruangan itu sambil nonton BF… tentu saja waktu nggak ada tante Ira. Benar saja tante Ira sudah menunggu di ruangan itu… busyyyeett.. tau nggak Jack… aroma parfum mahalnya semerbak lembut memenuhi ruangan itu… dan yang bikin biji mataku hampir meloncat keluar pakaian yang dipakai doi… gaun panjang transparant, mirip gaun tidur, aku yakin tante Ira nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal kelihatan bayangannya kalo doi pake… agak canggung juga pada awalnya, palagi ketika tante Ira menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka, ternyata gaun itu berbelahan samping sampai ke pinggang. Tapi gaya ngobrolnya yang santai membuatku agak santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap karpet atau langit-langit rumah, sebab menatap kedepan yang kutemui kalo nggak paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok dengan puting susu yang tercetak jelas di balik kain transparant itu.
“Kamu kenapa siih… kaya orang kedinginan…” tegurnya melihatku yang salah tingkah.
“Iya tante ACnya dingin banget…” jawabku asal kena, tapi memang di ruangan itu kurasakan dingin sekali.
“Tante punya minuman sampagne, mau kamu Bon…? lumayan buat anget-anget…” Katanya sambil membuka kulkas di sudut ruangan… wooow… ketika kulkas terbuka aku menyaksikan silhoutte tubuhnya yang terbentuk karena sinar terang dari dalam kulkas menghilangkan bayangan kain transparant. body yang sempurna dan memastikan perkiraanku bahwa tubuh berbody gitar ini tanpa pakaian dalem, bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Ira berdiri agak mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan minuman dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku.
“Ayo anak muda, demi kehangatan tubuh…” kata tante Ira sebelum kita toast…. kuteguk setengah gelas sampagne,… busyet… doi segelas disikatnya sampagne itu tandas… kuikuti aja toh rasanya enak nggak kaya minuman keras lainnya… nggak lama gelasku penuh lagi, karena tante Ira menuangkan lagi minuman enak itu… sampai beberapa kali.
“Gimana Bon..? sudah hangat tubuhmu…?” tanya Tante Ira.
“Iya tante apalagi deket tante… jadi hangat…” Aku tak menduga jawabanku menjadi kacau begitu, tapi aku heran tante Ira malah ketawa geli dan tubuhnya makin mepet ke tubuhku.
“Kamu pikir tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan…? kamu deket tante aja hangat, apalagi nempel pasti mendidih… hi… hi… hi…” kepalaku yang mulai pusing akibat minuman, makin pusing aja sebab toket montoknya dengan kekenyalannya menempel ketat di dadaku, sementara kepalaku diusap-usapnya manja.
“aduuhhh… kalo ini sih nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai kompor listrik yang rusak… jadi bikin korsleting…” jawabku ngawur. Tante Ira ketawa ngakak… jari jemarinya yang indah menelusup dan menggelitik masuk ke dadaku, matanya bersinar binal menatap wajahku dengan gemas. Kesadaranku mulai goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu di layar lebar home theatre itu sudah terpampang adegan mesum dari film BF, dan baju hemku sudah terbuka seluruh kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar… uuiihhh… buah dada tante irapun sudah terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot dadaku… entah siapa yang memulai, bibir kami berpagutan, lidah tante Ira menggeliat liar melata masuk ke mulutku, membelit lidahku dan dengan gemas kuremasi buah dadanya yang ternyata memang mengkal menggemaskan.
“kamu nakal Bonny… harus diajar sopan…” desisnya sambil diremasinya selangkanganku, bahkan dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil dilolosinya dan mencuatlah kejantananku dari balik celana jeansku.
“Iiiihhh… kamu malah nantangin ya…?” celoteh tante Ira disela-sela dengus nafasnya yang memburu penuh nafsu, sambil meremasi kontolku yang sudah setengah ngaceng… dadaku diciumi dan dijilatinya, aku menikmati aksi itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah dadanya yang memang montok dan kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya…. wow… alamak… berbarengan dengan adegan di film, tante Ira kini juga sedang mengulum dan menjilati kepala kontolku, membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan, kulihat wajah tante Ira berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya, sesekali batang kemaluanku yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya dengan ekspresi wajah gemas penuh nafsu…
“Mmmm… mantap sekali Bonn… tante suka yang macam begini…” sejenak dikocok-kocoknya batang kemaluanku dan kembali dikemotnya.
“Iiiihh… keras banget Bon… gede lagi… tante jadi ngeri dehh… mmmm… ccllp… clpp” kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil kunikmati aksi oral sexnya yang canggih.
“Boon… tante juga mau digituin…” rengeknya manja sambil berdiri, langsung saja kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah itu wajahku tepat di depan bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur tercukur rapi.
“Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh…” protesnya centil, namun selanjutnya dengan posisi berdiri tante Ira mengatur posisinya dengan lihay, kaki kirinya ditumpangkan di sandaran sofa, sehingga wajahku tepat diantara selangkangannya.
Wuuiiihhh… tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante Ira mengangkangi wajahku, entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek… segera aku beraksi menunjukkan kecanggihan oral sexku… kudaratkan ciuman dan jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah menggembung gemuk akibat gairah seks yang meningkat.
“Booonnn… geliii doong sayaang… iiihhh… kamu nakal banget….” tante Ira mulai gemas karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat yang dimauinya… pinggulnya bergerak gemulai mencari titik kenikmatan.
“Eiiihhh…! yaaa… Bonny… disituuu… nikmat banget Booonnn…” celoteh tante Ira, begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu… Rupanya tante Ira bukan seorang yang penyabar… rambutku direnggutnya sehingga kepalaku terkunci dan dengan mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya clitorisnya kemulutku…
“Hiiiii…! kamu nakal Booonn… hhooo… inii nikmaatnya bukan maenn… sayaang..sssshhhh…” volume suara tante Ira makin meninggi sehingga lebih mirip teriakan… Pada suatu kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum lembut dengan bibirku, kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap mesra…akibatnya sungguh hebat.. diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante Ira mengejang…
“Uuuuuuunnnggghhh….! Boooonn… kamuu pinteeerrr dehhh…!! ooooowww…!!” sebuah ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh tante Ira, tubuhnya menggelejat, bagai tak terkontrol…
“Iiiihhh… tak kusangka… kamu pinter mainin tubuh perempuan… bocah ganteng…” bisik tante Ira sambil menggelendot manja di pangkuanku, setelah disambar badai orgasme…
“Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya pingin diajarin…” jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya.
“Eeeh… kamu percaya nggak sih… dengan oral sex, jarang banget tante bisa orgasme, seumur-umur bisa dihitung jari deh…ini siiihh… bibir kaya begini ini yang bikin tante lemes sebelum tempuuurr…” bibirku dijewer mesra… matanya menatap bibirku penuh hasrat birahi, sampai bibir manis yang setengah terbuka itu gemetar menahan gemas… akhirnya dengan penuh luapan birahi, bibirku dilumatnya habis-habisan… kembali dengus nafas betina tante Ira menderu, menuntut penuntasan. Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit vaginanya ke batang kemaluanku… wajahku habis dihujani ciuman penuh birahi… serta leherku dikecupinya denga liar, terasa celekat-celekit di seputar kulit leherku… pantat montoknya yang bergerak gemulai, kuremasi dengan gemas… jari tengah dan telunjukku merambah liang sanggama tante Ira yang ternyata sudah kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa.
“Boonny… c’mon baby… kita mulai permainan yang sesungguhnya… tante siap menghajar si bontot yang bongsor ini…” bisik tante Ira sambil meremasi batang kemaluanku yang ready combat. Dengan posisi tetap saling berhadapan, tante Ira mengangkang di pangkuanku… batang kemaluanku
dituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa… bibir manis tante Ira bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan batang kemaluanku ke liang sanggamanya, ujung batang kemaluanku digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit demi sedikit ditekan.
“Si bontotmu bandel banget… susah disuruh masuk…” bisik tante Ira.
“Punya tante kelewat rapet siih..” jawabku
“Bisa aja kamu, si bontot ini yang kegedean…” sahut tante Ira sambil menggigit bibir bawahnya dengan alis mengerinyit… ketika kurasakan kepala kontolku sudah amblas di jepitan liang sanggama tante Ira… ketika batang kemaluanku masuk setengahnya… kembali ditarik keluar… kemudian masuk lagi, begitu beberapa kali diulang-ulang dengan hati-hati dan aku nggak boleh bergerak oleh tante Ira, ternyata akhirnya habis juga batang kemaluanku ditelan liang sanggama tante Ira… pinggul montok tante Ira mulai bergerak dengan mata setengah terpejam serta bibirnya mendesis lirih… besutan perdana otot vagina tante Ira pada batang kemaluanku sangat nikmat, kurasakan seperti pijitan bidadari… gerakan pinggul tante Ira makin cepat dan makin kuat dan pijitan bidadari itupun semakin menjadi-jadi nikmatnya, aku masih belum mengadakan counter attack… kulampiaskan kenikmatan ini pada sepasang payudara montok yang bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum dan kusedot bergantian sepasang puting susu berwarna coklat gelap yang mencuat keras.
“Hooo..! hhooo..! hhh…hhh… nikmat bukan main Booonnn.! oooohhh..!” kembali volume suara tante Ira meninggi… dan makin tinggi..mendorongku untuk menyambut goyang gemulai pinggul tante Ira, kuayunlah pinggulku… sekali, dua kali, tiga kali…dan ke delapan kali ayunan pinggulku…
“Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo… my God..! Booonnny..! tante…nggak…tahaaann..!” Suara tante Ira atau lebih tepat disebut teriakan, terdengar parau.Wajah manis tante Ira menegang… bibirnya gemetar… giginya terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada pundak dan pinggangku mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang menembus kulitku… Tepat pada ayunan pinggulku yang ke sepuluh…
“Aaaaaaaakkkkkkhhhh…..! ya ammppuuunn Boooooonnnyy…!” Teriakan panjang itu mengiringi tubuh sintal Tante Ira sejenak meregang kuat, kemudian menggelejat liar, bagaikan sekarat… ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat, sehingga terdengar suara ceprat-ceprot dari selangkangan kami… Sesaat kemudian tubuh sintal yang bergerak liar itu menelungkup lunglai di atas tubuhku.
“Terus..kan.. jangan hhh…berhenti…hh..hh Bon… ganti..an tante di..di bawahh… gilaa lemesss bangeth..hh..hhh” bisik tante Ira ketika aku menghentikan ayunan pinggulku… kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan tubuh tante Ira di karpet…
“Ayo sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu…” walau dengan suara lirih tapi nadanya penuh tantangan… membuatku bersemangat lagi dan kembali batang kemaluanku menyungkal selangkangan tante Ira…
“Iiihh.. letoy amat siiihhh…” cela tante Ira ketika dirasakan sodokan kontolku setengah-setengah… akupun meningkatkan speed dan power
“Eh..Eh..hhhh… Tante… ya…kin kamu bisa lebih kuat… lagi Boon…” walau dengan kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Ira masih bernada tantangan dan membuatku agak panas juga…kuperkuat dan kupercepat rajaman kontolku menghajar liang sanggama tante Ira.
“Aaaihh..! gilaa… hhhooo… sss… ayyyoo Booonn… lebih dalammm..!”Dengan celotehnya yang aneh, kata-katanya keras penuh tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan memilukan, entah bagaimana yang dirasakan tante Ira… yang jelas kubaca ekspresi wajahnya nampak menahan sesuatu… entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali menggeliat-geliat tak beraturan
“Ooooohhh…! ooooww…! C’mooon baby… jangan letoooyyy… keras… keras…! yaa.. lebih keraaaasss…Oooouugghh..!”akhirnya aku tak peduli lagi… kujawab tantangan tante Ira, dimana kini aku sudah tanpa ampun menghajar liang selangkangan yang terkangkang lebar… kukerahkan seluruh kemampuanku untuk menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang kemaluanku keluar-masuk liang sanggama Tante Ira, walaupun kulihat air mata Tante Ira bercucuran bercampur keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei, walaupun begitu suara celotehnya tak berubah…ditingkahi rengekan yang mirip suara tangis…
“Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! ” game point akhirnya tercapai dengan kuberi score 3 orgasme untuk tante Ira, sedangkan pointku 1 kumuntahkan spermaku yang hampir 3 minggu mengendap, ke buah dada tante Ira dan matanya yang nanar menatap dengan saksama proses menyemburnya spermaku yang sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih mulus.
“Sss…oooohhh.. iiihhh kental banget Boon…sampe lengket ” desis tante Ira ketika dengan tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan tubuh bagian depannya..
“Boon..nny… tante lemes banget nih… nggak bisa bangun… tolong dong ambilin air es di bawah…” suara tante Ira kudengar lirih dan agak serak, kulihat wajahnya pucat pias dengan sorot mata yang nampak kuyu kehabisan tenaga… tubuh sintal yang mulus tampak berkilat oleh basahnya keringat dan pejuhku… tergolek telentang tak berdaya di karpet ruangan. Ketika aku sedang memilih botol air mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku menangkap suara aneh… kucari arah suara sayup-sayup itu… ternyata dari arah dapur di balik dinding ruang makan ini… karena penasaran kucari pintu ke arah dapur… kudapatkan lubang penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk lewat makanan… dengan sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu… edaann..! gimana nggak edan..? kalian tahu broer… Sumirah… pembokat tante Ira, sedang nungging di meja dapur dengan tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil merintih-rintih sendiri… tau nggak lagi ngapain do’i..? lagi masturbasi jack..! gue bilang edan, karena masturbasinya pake dildo alias kontol mainan, dapet dari mana pula si Sum ini… Gila… ngaceng lagi ngeliat gaya si Sum… eh gue ngga nyangka tubuh pembokat ini begitu mulus, kulihat dari pantatnya yang bulat dan bahenol itu sangat mulus bersih… aahh sial aku harus balik ke atas tante Ira pasti nunggu minumannya..
dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di dapur. Di ruang Home Theatre kulihat posisi tubuh tante Ira tak berubah, telentang bugil di karpet ruangan… ternyata si tante tidur pulas banget, berkali-kali kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya, bergerakpun enggak… iih.. kaya’ mati tidurnya… tiba-tiba kuingat sesuatu.. langsung aku cabut lagi kebawah… tau dong ente broer… kuintip lagi adegan di dapur… asyiik masih lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati… Si Sum terjingkat kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur.. dengan wajah merah padam perempuan muda ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh bahenolnya yang telanjang… he..he.. rok bawahannya ada di bawah kakiku… akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin selangkangannya yang sempat kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah..
“Eeehh… terusin aja Sum.. gue cuma pengen nonton aja… atau mau gue bantuin…” kataku sambil cengengesan… sambil kudekati tubuh bahenol yang meringkuk mojok… mendengar gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang aku yakin pasti kaget, malu jadi satu
“Mas Bonny, bikin kaget… sih.. nakal banget..” sahutnya lirih, sambil beringsut mengambil rok bawahannya.
“Mau bantuin malah dikatain nakal, gimana siih..?” selakku sambil kuikuti langkahnya…
“Kalo mau bantu… ya nggak disini..” sahutnya dengan suara setengah-setengah, namun matanya mengerling menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur keluar dari dapur… Dugaanku tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi ketika kubuka, pintu kamar itu tak dikuncinya… sengaja… kulihat si Sum tengkurap di ranjang. Aku benar-benar sudah mata gelap… semenjak kontolku dibikin ngaceng oleh aksi masturbasinya tadi, aku naik ke ranjangnya… kusingkap rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecupi tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus… tubuh bahenol si Sum bergidik karena ulah nakalku…
“Mas Boonny… gangguin orang aja siih…” Sum merengek manja, namun tak berusaha menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya, malah kuarahkan kecupan dan jilatanku ke punggungnya yang berkulit bersih, setelah kupelorotkan blouse merahnya. Sumirah perempuan 27 tahun bertubuh sedang, badannya subur, namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya bahenol… karena memang kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan ini memiliki pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat serta kemontokan tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata. Wajah..? tidak mengecewakan, bahkan jika didandanin… nggak kalah deh sama Jihan Fahira. kelebihan lain si Sum, adalah genit dan centilnya yang minta ampun… paling nggak tahan melihat lelaki tinggi gede dengan kumis dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya banyak bulu.
“Lubangmu udah basah aja siih..” tanyaku setelah jari tengahku merasakan licinnya liang sanggama si Sum.
“Iiihh.. ya jelas dong… seandainya di dapur tadi mas Bonny nggak gangguin, saya udah dapet lho…”
“Ntar gue gantiin 5 kali lipet… langsung gue masukin aja ya..?”
“Saya takut sama nyonya lho mas..”
“Do’i pules banget tidurnya… makanya cepetan gue masukin ya..?..” kataku sambil kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya.
“Iiiihh ngeriii… gede bangeethh…” desis Sum centil, ketika batang kemaluanku bagai ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat…
“Gue tanggung bakal mantap deeh…” kataku meyakinkan, sambil tak henti-hentinya tanganku meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan mengeras…
“Sssshhhh…. mas Bonny… asal bikin Sum… puaaas kaya nyonya ….” rengeknya manja sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada puting susu kirinya… Sum mulai membuka pahanya, kubesut-besutkan batang kemaluanku yang sudah membengkak itu ke bibir vagina si Sum… wooow… si Sum mulai membalas seranganku… dihujaninya leher dan dadaku dengan kecupan dan gigitannya… jari-jari tangannya meremasi otot punggungku.
“Eeehhh… hhh… nngghh… maaasss… Sum udaah nggaakk tahann…” rengek Sum di sela-sela dengus nafasnya yang tak beraturan… aku tahu apa yang diinginkannya, tanpa dikomandoi kami segera pasang posisi…. Sum menekuk kedua kakinya yang mengangkang ke atas, sampai lututnya menyentuh payudara, sehingga bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang berwarna merah segar dan basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah menantangku… sejurus kemudian jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut… giliran aku sekarang yang nggak sabar… dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala batang kemaluanku kesasarannya… seperti yang sudah kubayangkan… liang sanggama si Sum tak muat dijejali kepala kontolku… lagi-lagi aku diharuskan sabar… apalagi kulihat si Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku untuk menembus liang sanggamanya… maka kugunakan cara yang dipake tante Ira tadi…
“Oookh..! maaass…! sa..sakkiiit…” keluh si Sum memelas… dengan ekspresi meringis menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk.
“Tahan Suum… hhh…” keringat berhamburan dari pori-pori tubuh kami, dalam upaya penembusan di pintu nikmat…akhirnya diiringi rintih sakit dan usaha keras… amblas jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah selangkangan si Sum… kudengar si Sum membuang nafas lega dan menjatuhkan kepalanya ke ranjang… sesaat kemudian si Sum menyatakan siap tempur, aku memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu pelumasan.
“Ooohk.. pelan maass…sss ho’ooo iyaaahh..” pelahan tapi pasti, kesulitan mulai berkurang dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai terasa…dibandingkan dengan postur tubuhku, tubuh si Sum nampak kecil… tapi tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa, dan tak kusangka ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan geol yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat lelaki… semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku… sementara si Sum sendiri terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat menikmati serangan olah sanggamaku
“Heh… hh.. heh… mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama… barenggiin yaa..? tahhan… maass… hajar lebih daleemm lagi…” Ekspresi wajah dan gerak si Sum mulai gelisah… kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku… kedua tangan Sum kutekan ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu dengan kedua kakinyapun kubuat terbatas gerakannya… mulailah ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkeras… kepala batang kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi dan hajaran semakin keras…akibatnya… tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat liar melepas orgasme.
“Oooowwwhhhh..mas…mas…massss Boonn..nnyy.. nnnggghhh…!” lenguhan panjang mengiringi lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita… aku masih stabil mengayun dengan hi speed dan hi power…. dengan posisi tetap terkunci kulihat kembali wajah Sum menegang dengan mata membelalak menatapku seolah takjub…
“Ooooww…! hoooohhh… maaaassss… Suumm dapettt lagggggiii!” tubuh bahenol si Sum kembali kelojotan hebat disambar orgasme keduanya… pada saat itu si Sum masih berusaha menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol pinggul sejadi-jadinya.
“Woooohhh…! ayooo… keluariiin… mmaass..hhhhiihh..!” seru si Sum dengan wajah penasaran… liang sanggama yang semula seret dilalui batang kemaluanku, kini terasa licin dan begitu loncer, sampai mengeluarkan suara ceprat-ceprot, karena membanjirnya cairan vagina si Sum akibat dua kali orgasme.
“Gimana Sum..? hhh… masih pingin dapet lima kali..” tanyaku sambil masih mengayun kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin becek.. kali ini ayunanku tak sekencang dan sekuat tadi.
“Ngghh… bisa semaput mungkin… wih.. wih mas Bonny kaya badak… kuat banget…” jawab si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan pinggulnya bergerak lagi.
“Maass… ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?” kata si Sum sambil menjulurkan lidah panjangnya.
Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya yang ketiga, dan kira-kira 2 menit kemudian saatkupun tiba… kuhajar liang sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang muncratnya sang bubur sumsum… dengan gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi… akhirnya muntahlah lendir syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus oleh wanita berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai benar-benar kering spermaku.
“Iiih… mas Bonny ternyata jagoan ngentot lho… seumur-umur baru sama mas Bonny ini Sum bisa keluar berturut-turut… iiiihhh… ngeriii deeh..”kata si Sum menyatakan kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin.
“Kenapa kok ngeri…?” tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya celana dalamku.
“Kalo ketagihan gimana…? enaak banget siih..” si Sum membungkus tubuh bahenolnya dengan handuk.
“Selama pusaka gue masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak berapa kali gue kasiih..”sahutku sambil mengenakan celanaku.
“Iiiihhh… dasar lelaki… ngomongnya doang… kaya mas Bonny ini, pertama anaknya disosot, terus nyokabnya digagahi pula… eh.. eh… babunyapun dihajar juga..!” kata si Sum sambil ketawa genit.
“Sialan lu… siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh… Sum lu punya kontol-kontolan beli dimana lu…?”
“Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang siomay… ketahuan nyonya, saya lagi dientot di garasi… nyonya takut Sum meteng… lalu Sum dilarang pacaran sama Supar…”
“Hubungannya ama kontol mainan itu apa..?”
“Sum bilang, kalo 3 hari nggak dientot lelaki, Sum suka pusing dan uring-uringan… terus itu dikasih mainan itu sama nyonya… lumayan bisa dipake kapan saja Sum pengen…” Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo pemberian tante Ira…Tepat jam 24.00 gue balik ke ruangan Home Theatre… kulihat tubuh tante Ira masih belum berubah posisinya… benar-benar pulas tidurnya, Gue duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang gue bawa dari bawah… duduk di ruangan ini gue jadi inget waktu hubungan gue ama Beby lagi hot-hotnya… di ruangan ini pula pertama kali gue setubuhin tubuh montok Beby… setelah kena gue bo’ongin…gue inget itu setelah 2 minggu gue resmi macarin do’i…
“Beb… nonton VCD aja yuuk… gue baru dapet kiriman dari Anto’ temen gue yang di Amrik…” Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu.
“Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama gue? ditonton di rumah kenapa..?” Sahut Beby sengit.
“Beby, karena gue pengin nonton berdua ama lu… gue rasa lu juga suka…”
“Iiih sok tau deeh… emang lu tau film kesukaan gue….? ayyooo deh sayyyaangg… gitu aja ngambek..” Beby bangkit dari duduknya sambil merapikan blouse dan roknya yang sempat gue bikin lecek saat session peluk, remas dan cium selama setengah jam… yang akhirnya bikin gue horny berat berkepanjangan… udah gue niatin bahwa malam ini, gue harus bisa meranjangkan Beby… bosen aja lebih sepuluh malem gue dibikin horny lewat peluk, cium dan remasan-remasan di ruang tamu rumahnya… nggak tuntas friend… kalo nggak nyokabnya lewat, si Sum sambil nyeletuk jorok…
“Oooh my God… lu tau aja Bon film kesukaan gue…” bisik Beby yang duduk di sebelah gue.. setelah seperempat jam film terputar…
“Itu salah satu bentuk perhatian gue ke orang yang gue sayang…” sahutku spontan… padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Beby suka film-film yang agak jorok, seperti film VCD yang gue pinjem dari Tedjo temen gue.
“Cuma gue nggak tau kenapa lu suka dengan film begini Beb..?” tanya gue lembut.
“Karena gue kepengin jadi cewek dalam film itu..” jawab Beby dengan suara mendesah, gue menangkap nyala gairah dalam kerling matanya yang sekejap menyambar mata gue… gue tangkap isyarat itu… gue peluk tubuh Beby dengan lembut…” Gue akan mewujudkan apa yang lu pingin…” Sahutan gue segera disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat… bibir kami berpagutan dengan gairah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling belit dengan liar… gue rasain desah nafas Beby mulai tak beraturan,
tangan gue mulai gerayangan masuk kebalik blouse Beby, tubuh sintal Beby menggeliat dan mendesah lirih ketika tangan gue mengelus kulit pinggangnya dan bergerak menggelitik punggungnya, kembali tubuh sintal ini menggeliat resah mendesak ketubuh gue disertai remasan gemas pada otot punggung gue… gue ngerasain kekenyalan payudara montok gadis berdarah Menado ini… sekali sentil lepaslah kaitan BH berukuran 36B di punggung Beby…
“Oooohhh… Boonnyy…” desahnya lirih dengan mata setengah terpejam
“Sayaangg…” sahut gue pendek
“Lu bandel…” katanya sambil merenggut T-shirt gue lepas dari tubuh… dan gue juga ngelakuin hal yang sama…. mata gue nanar ngeliat kemulusan tubuh atas Beby yang baru kali ini gue liat seutuhnya, payudaranya yang montok nampak mengkal mengeras dengan puting susu berwarna merah tua tampak mencuat ke depan… Gila bener gue ga’ sabar friend… gue sosot aja langsung puting susunya sebelah kiri….gue mainin lidah gue disitu.
“Ooooww.. my god… Bonnny lu emaaangg bandelll…” tubuhnya menggerinjal keras. posisi tubuh Beby kini duduk mengangkang di pangkuan gue, saling berhadapan… Tubuh indah Beby hanya terbalut CD mini berwarna hitam… ooo… friend tangan gue kaya nggak bosen ngeremesin payudara indah Beby yang sangat montok dan kenyal bak karet… gue yakin ekspresi wajah Beby menunjukkan rasa kenikmatan… dan gue juga yakin do’i pasti suka… sebaliknya dengan liar do’i membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka gue… dada bidang gue tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik berkuku panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan… tangan gue mulai merayap ke balik CD hitamnya dan gue remasi pantat besarnya yang terus di goser-goserkan ke tubuh gue… gue temuin lubang anusnya… sejenak gue elus-elus dan bergerak lagi sedikit gue ketemu sekumpulan rambut halus yang lumayan lebat… jari gue menerobos rerimbunan rambut kemaluan Beby… sampai gue temuin belahan bibir vaginanya… ternyata udah basah licin…jari gue bergerak menggelitik syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini.
“Booonnny.!! terusin…!!! sayannnnggg gue pengin tuntasin hasrat ini…” suara Beby bergetaran parau merespon aksi jari gue di selangkangannya. Gue rebahin telentang tubuh Beby diatas sofa hitam Beby pasrah ketika CD hitamnya gue lepas, waoow.. manakala sepasang kaki panjangnya direntang lebar… mempertontonkan bibir vagina yang merah basah dikelilingi rambut kemaluan yang rimbun terpotong rapi… tanpa banyak cincong kusosot pangkal selangkangan indah itu, gue mainin tarian lidah di antara bibir vagina yang beraroma khas…
“Sssss…hhhoooo..! ” pinggul besar itu bergerak gemulai menyesuaikan dengan tarian lidah gue, diiringi rintih dan desah yang menggambarkan kenikmatan birahi seorang wanita, lidah gue menari lincah membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras… jari tengah gue menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin… Beby mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya menggelitik dinding liang cintanya…. tangannya menggapai selangkanganku yang sudah menggembung, akibat desakan kemaluanku
“Booonnyy… gue pingin punya lu… iiihhh… keras banget… gede nggak Bonn…?” sambil ngoceh nggak jelas, Beby dengan cekatan berhasil menelanjangi gue, posisi kita menjadi 69, kembali gue dengar teriakan kagum dari Beby yang kini gue yakin sedang berhadapan dengan to’ol gue yang panjang maksimumnya 18cm dengan diameter 5.5cm.
“Gilaaaa… baru kali ini gue temuin musuh seseram ini… gue suka Bonnn…. gue nggak sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh keras lagi” kata Beby dengan suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang kemaluan gue dihajar bibir indah yang rada dower milik Beby, lidahnya dengan lincah menjelajahi area selangkangan gue, bahkan dubur gue nggak luput dari aksi lidahnya yang liar dan nakal… dalam posisi 69 ini, serangan balikku tak kalah galak… klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan sapuan lidahku… sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik syaraf-syaraf birahi di seputar dinding liang sanggamanya…
“sssh.. sss ampuun Boonn…! ooowww gue nggak tahan… hh hh.. gue pengen… orgasme dengan si bongsor ini…” seru Beby dengan suara gemetaran, gue belum jawab, Beby sudah merubah posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan sepasang kaki panjangnya terentang lebar, mempertontonkan anatomi rahasianya… sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung gemuk, bergerak kembang kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan lebat… matanya yang agak sipit menatap gue dengan tajam penuh ketidak sabaran…bibirnya yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes gue yang lelet..
“Booonn… hhh…hhh… ayo sayaaangg.. lu juga bakal gue kasih nikmatnya olah cinta gue… mmm…ooohh…” suaranya mendesah dan mendesis, sambil jari-jari tangan kirinya mengelusi kadang menjebirkan bibir vaginanya yang sedower bibir atasnya… Dengan gaya yang sangat cool gue berlutut diantara pangkal pahanya… gue remas sepasang payudara montoknya dengan dua tangan… cewek Fak. Ekonomi setahun di bawah gue ini mengeram resah… hhmmm sepasang kaki panjangnya bergerak menjepit pinggangku , sehingga bibir vaginanya yang licin menempel erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak… kemudian dibesot-besotkannya belahan bibir vaginanya yang basah dengan liarnya… matanya tampak mengerinyit kesal.
“Bonny lu nakal banget siiih…” protesnya
“Gue suka ngeliat cewek yang nggak ketahanan nafsunya… bikin gue tambah terangsang..” sahut gue kalem, sambil mata gue menatap matanya penuh arti.. kepala batang kemaluan gue yang mirip topi baja itu gue oles-olesin di sepanjang belahan bibir vagina Beby sampai menyentuh klitorisnya yang mengintip malu-malu, disambut desah resah, pinggul montoknya yang terus bergerak, bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali, wajah gemasnya terpancar jelas lewat sinar matanya yang agak sipit… ekspresi bibir dowernya, kadang bibir bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya yang beradu dengan rahang mengeras… mmm…ssss kali ini gue yang nggak tahan melihat ekspresi wajah Beby yang sangat natural
Gue arahin ujung topibaja kemaluan gue ke pintu liang sanggama Beby… dan langsung gue ayun masuk, tubuh Beby menggerinjal.
“Akkhh..!” serunya tertahan, wajah Beby gue lihat meringis kesakitan dan mata sipitnya terbeliak menatap gue.
“Pelan-pelan sayaang… gue makin nggak sabar… ayo lagi..” desisnya penuh penasaran.. Gue ulangi langkah pertama tadi, dengan agak hati-hati… beberapa kali ujung topi baja kontol gue kepeleset ke samping atau kebawah.. walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama untuk membantu melicinkan jalan masuk yang sempit… beberapa kali gagal membuat Beby tambah semangat… dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan kakinya…
“Yaaa….! tekaaannnn… hoo’o…ssss.. aahhh..! Boonny tahann…” dengan ekspresi yang sulit gue ceritain.. Beby memberi aba-aba… dan gue berhenti mendorong sementara topi baja itupun amblas..gue lihat nafas beby tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan membasahi tubuh mulusnya…
“Dorooongg lagi… dengan lembut saayyyaangg….ooookkkhhh..!” kembali gue bergerak dan berhenti ketika gue lihat telapak tangan kanannya membuka lebar seperti memberi kode berhenti… setengah panjang batang kemaluanku kini amblas tertanam di pusat selangkangan Beby.
“Siapa takuut..?” bisik Beby… setelah beberapa saat tubuhnya tak bergerak bagaikan mati dengan nafas tersengal-sengal… matanya yang sipit menatap gue penuh tantangan… tiba-tiba gue rasain gerakan lembut seakan mengurut dan menarik batang kemaluan gue yang amblas di liang sanggama Beby… ternyata Beby menggunakan otot perutnya, membuka jalan masuk batang kemaluan gue ke dasar liang sanggamanya, gue sedikit bergetar dengan kenikmatan yang gue rasain dan akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan gue tertelan liang cinta di pusat selangkangan beby…
“Ayo jantan… berdansalah di atas tubuh gue..” bisik Beby sambil lidahnya yang runcing panjang menggapai daun telinga gue…dengan gerakan coba-coba kuayun lembut pinggul gue..keluar dan masuk… Beby mendesah dengan mata setengah terpejam.
“Nikmat Beby sayang..?”
“Bukan main… otot jantan lu memenuhi liang cinta gue, teruskan sayaang jangan ragu..”desah Beby dengan mata masih terpejam tampak menikmati, sambil menggerumasi rambut gondrong gue. Tarian pinggul gue, disambut desah dan desis kenikmatan disertai remasan lembut jari-jari lentik Beby pada segenap otot punggung gue, dan gue nikmatin jepitan liang sanggama yang sempit. gue tambah power dalam ayunan pinggulku…disambut rintihan manja Beby dan jepitan itupun makin nikmat gue rasakan.
“Bonny…oohh… otot jantan lu menggelitik seluruh… syaraf liang cinta gue…” mendengar respon Beby dansa gue tambah ekspresif…
“Yaaahh..! Booonny… lu galak bangeeettt… gue sukaa sayaang… yaaa… terus.. Boonnn..!”suara Beby meninggi dan gue rasakan pinggulnya mulai bergoyang bertanda otot elastis liang sanggama Beby mulai bekerja… selanjutnya gerakan
tubuh kami yang menyatu semakin liar. Pinggul gue mengayun menghantar rajaman kejam kepala batang kemaluan ke dasar liang sanggama Beby, tanpa ampun… sementara tubuh sintal di bawah tubuh gue pun menunjukkan perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak hentinya bergoyang dan menggeol gemulai mengcounter serangan gue, agaknya Beby mulai mengeluarkan jurus-jurus goyang pinggul simpanannya… dari yang rasanya kontol gue kaya dikemot-kemot mulut ompong sampe yang rasanya kontol gue dilipet-lipet didalam liang sanggamanya… pokoknya semuanya ampun deh nikmat bener… wajahnya kadang beringas menatap gue penuh dendam… kadang matanya menatap wajahku dan seolah mengatakan rasakan goyang pinggul gue..! kadang dengan mesra kecupan bibir dowernya menjelajahi leher dan dada gue… bahkan desahan panjang bernada putus asapun sempat keluar dari mulutnya.
“Lu… oohh… hh.. hh.. e… emang pejantan sejati Bonn… hh..uuhh…” rengek Beby menunjukkan kegeraman, mata sipitnya menatap mata gue dengan sinar mata gemas, menyusul meredanya goyang pinggul Beby yang bak pusaran angin puting beliung…
“Gue nikmatin keliaran lu sayaang…” gue perlambat ayunan pinggul gua…
“Gue yakin… lu bangsa pejantan yang tahan lama gue suka hh..hhh.. bikin gue nikmat dengan gaya yang lain Bonn…” desisnya dengan sinar mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol itu melepaskan diri dari himpitan gue… Tubuh indah itu berdiri mengangkang menghadap TV monitor raksasa, kedua tangannya mencengkeram erat frame besi TV monitor tsb. setelah pantat bulat itu ditunggingkan.
“C’moon honey, hajar gue dari belakang…” mata sipitnya melirik ke arah gue yang masih telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan gue sendiri agar terjaga kengacengannya, gue ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Beby yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan TV monitor yang sedang menyuguhkan gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma yang berhamburan dari sebatang kontol… Singkat kata denganpose itu Beby gue hajar habis-habisan, tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk dengan erangan-erangan tak lagi ditahan.
“Booonnn…! Haaaa…rrgghh..! hhhhoooo… gueee..! saaaammmpeeee laaggiii… Aaaaarrrrggghh..!” Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2 kalinya… tanpa berhenti gue hajar lebih gila lagi….nggak sampe 30 detik setelah orgasmenya yang ke tiga…
“Ooooohhh shiiit…! ammpppuuunn.. Boonn gue dapeeeeeett laggggghhhooooowww..!!!” kali ini kedua tangannya menggapai ke leher gue dan tubuhnya bergantung pada tubuh gue.. setelah tubuhnya berhenti menggelejat bak orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh kegemasan…
“Gue isep aja ya sayy… gue nyeraah deh… hhh.. hh” bisiknya lemah.. ditengah nafasnya yang belum beraturan… iiihh, pucet banget mukanya…apa boleh buat… malem itu peju gue berhamburan di wajah Beby….itupun tanpa sempet ngebersihin peju gue yang belepetan di wajahnya… langsung pules do’i ketiduran… ya uddeh.. gue cabut aja.
setelah gue selimutin tubuh bugil Beby cewek gue… Sambil siul-siul kecil gue turun tangga, busyeet di anak tangga ada onggokan pakaian dalem perempuan… seinget gue Beby gue telanjangin di ruang Home Theatre… sayup-sayup gue denger… busyet ga’ salah orang lagi ML… langsung gue ngendap-endap mencari sumber suara… untung tempat gue bediri agak gelap…naaahh… ketemu lu… whaaattt??? nyokapnya Beby… lagi disetubuhin laki-laki yang gue kenal karena beberapa kali ketemu di rumah ini…
“Aaaahh… Deeenn… tunggguu dooonngg..!” keluh Tante Ira dengan nada kecewa dan gue lihat laki-laki itu mencabut kontolnya dari memek Tante Ira dan semburatlah peju kental diatas perut Tante Ira banyak sekali… namun tanpa respon dari Tante Ira…
“Sooorry hh…hhh… sayaaanng Abang ngggak tahann…” kata Oom Deden dengan nafas ngos-ngosan…
“Sorry…? uuuh sebel masak udah hampir seminggu gue nggak dapet juga… udah abang coli aja di rumah…uuuuh..!!” Tante Ira meninggalkan Oom Deden yang bengong. Mata gue mengikuti langkah gemulai Tante Ira yang telanjang bulat memasuki kamar mandi …. alamak… tubuh wanita setengah baya itu ga’ kalah sama anak gadisnya…. toketnya yang besar tampak mengkal dan masih kencang tegak, dan tubuhnyapun tampak masih singset tak berlemak…. kulihat oom Deden menyusul ke kamar mandi yang memang tak terkunci… kesempatan buat gue merat keluar rumah. Udah deh sejak saat itu Beby bagaikan tersedot magnet, lengket ama gue terus



»» Baca selengkapnya.....

Gigitanmu membuat aku semakin nafsu

Sebagai Mahasiswa dari daerah, aku masih lugu ekali tentang kehidupan Ibukota Jakarta. Di Jakarta aku tidak punya sanak famili, jadi aku tinggal disebuah rumah kos yang dikelola oleh seorang wanita kira-kira berumur empat puluhan. Wanita itu tidak punya suami dan tidak punya anak. Dia tinggal bersama dua orang pembantunya di rumah yang semegah itu.
Aku memilih rumah kos ibu Ratna karena lokasinya dekat dengan Kampusku. Rumah kos itu terdiri dari banyak kamar, yang dihuni oleh Mahasiswa/mahasiswi, pelajar, karyawan swasta, hostess, dan berbagai kalangan profesi. Aku memilih kamar yang paling murah dengan fasilitas yang paling sederhanya, letaknya paling belakang, pojok dekat dengan kamar pembantu. Aku memilih kamar itu, karena sewanya yang paling murah. Jika mengambil kamar dilantai atas, bisa bangkrut aku. Apalagi kamar yang dekat kamarnya ibu Ratna, barangkali jauh lebih mahal. Memang ada dua kamar disamping kamar ibu Ratna, kamar itu dibiarkan kosong, katanya untuk sanak famili yang menginap.
Pergaulan di rumah kos itu tampaknya acuh tak acuh, Lu ya elu, gue ya gue, individualistis sekali. terus terang, aku yang paling minder disana, karena aku yang paling “kere”. Walau aku kere, tapi terkadang aku sok pede, sok yakin, sok percaya diri. Diantara penghuni kos, akulah yang paling sering ngobrol dengan Ibu Kos. yang lainnya sibuk enggak punya waktu. bahkan pernah diajak makan bersama diruang makannya yang megah itu. Ternyata dia ramah sekali, lembut, sopan santunnya tinggi sekali, bahkan dia selalu memaklumi aku jika aku terlambat membayar uang kos. Kalau yang lainnya, ada yang sering nunggak bayar kos, dan nasibnya disuruh mengosongkan kamarnya alias disuruh pergi !!! Kabanyakan dari mereka adalah wanita. kayaknya dia tak suka sama wanita. Aku pernah nunggak tujuh bulan, Bu ratna tetap senyum-senyum saja menerima penjelasanku, kenapa aku terlambat. Dan selalu mengatakan Its Okey ?! No Problem !!!. kamu itu kan adik saya ?!. Jawabannya itu lho ? membuat aku GR banget, dan membuat aku bingung, kenapa hanya aku mendapat pelayanan istimewa ? mendapat previlage berlebihan ?
Semua jawaban itu baru terkuak ketika pada suatu malam dengan hujan yang sangat lebat kira-kira pukul 12.00 malam, dimana rumah kos itu sunyi sekali dan sebagian besar penghuninya pulang kampung karena musim liburan panjang. Kamarku yang dibelakang dan pojok, malam itu bocor, gentingnya memang sudah pada enggak karuan, kasurku basah kuyup, aku kuwalahan menghadapi air hujan sialan itu. Aku hanya bisa mojok sambil kedinginan. Dan…..tiba-tiba pintu diketuk dari luar. Aku membukanya, astaga ! Ibu Ratna yang datang.
” Kamarmu bocor ya ?, yuk pindah diatas saja, kasihan kamu kedinginan ya ” Tanya nya. Aku mengangguk dan tanpa pikir panjang lantas bergegas pergi ke kamar atas bersama Ibu kosku. Aku diajaknya ke kamar dia, dan aku diberikan handuk untuk mengeringkan rambutku yang kena bocoran air hujan tadi dikamarku. Aku menuruti perintahnya, disuruhnya sekalia saja aku mandi air hangat di kamar mandi pribadinya, aku nurut saja. Kapan lagi ? kesempatan mendapat pelayanan dengan fasilitas yang sangat OK.
Selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melingkar dibagian perutku, hanya untuk menutupi bagian vital tubuhku saja. Begitu aku melihat bu Ratna, aku terkejut sekali, dia sudah ganti pakaian dengan busana tidur yang tipis sekali, dia tidak pakai BH dan bagian bawahnya tampaknya juga begitu, gaun itu transparant sekali diterpa sinar lampu kamar itu yang terang benderang. Dia berdiri dihadapanku, aku sempat gugup dan salah tingkah. Tiba-tiba dia menarik lenganku, aku dipeluknya dan bibirku diciumnya. Kontan saja handuk yang melingkari alat vitalku melorot dan membuat aku bugil. Aku masih terdiam, pasrah saja, gugup tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Tanganku ditarik bu ratna, ditempelkannya di teteknya yang besar itu. ” Remas-remas dong sayang ? remas yang mesra ya ?” pintanya. Aku melakukannya dan kuelus dan kuremas-remas tetek itu. Dia menggeliat-geliat. Posisi kami masih berdiri tegak, alat vitalku berdiri tegak pula besar dan kencang sekali. Bu Ratna melepas pelukannya dan lantas menatapku sambil tersenyum manis sekali.
” Bingung ya ?” Tanyanya. Aku menggeleng tersipu. ” jangan takut, enggak ada siapa-siapa disini, tidak ada yang berani naik ke kamarku ini. Kamu suka ?” Aku mengangguk bego. Bu Ratna menuntunku ke tepi tempat tidurnya. Dia merebahkan tubuhnya dengan kaki menjulur keluar tempat tidur. Posisinya menantang sekali. Lekuk tubuhnya tampak jelas sekali menerawang dari gaun transparan itu. Aku masih berdiri bugil. Ku perhatikan mekinya bu Ratna yang besar dan seksi itu. Dia memberi isyarat agar aku mendekat. Setelah aku duduk disisinya, dia bangkit dan langsung mebuka gaunnya hingga kami sama-sama bugil alias telanjang bulat. Jari jemari bu Ratna mengelus-elus alat vitalku, sambil dia mendesah-desah manrik nafsnya panjang panjang. Dia birahi sekali tampaknya.
Tak lama kemudian dia menjilati alat vitalku, dari mulai biji kemaluanku hingga ke ujung atau kepala kemaluanku. Lantas diisapnya dengan penuh penghayatan. Matanya merem melek. Dikocok-kocoknya alat vitalku, ya karuan saja semakin tegang dan semakin membesar. ” Wah besar sekali ? ” gumannya terkagum kagum melihat alat vitalku. ” Kamu macho banget, jantan sekalii . Tidak salah aku memilih kamu, kamu masih muda punyamu kelas super ” sambungnya sambil mengocok-ngocok kemaluanku.
” Kita main di sofa saja ya ? ” Ajaknya mesra. ” Baik bu ” jawabku. ” Jangan panggil aku ibu, panggil saja aku Ratna, begitu kan lebih dekat rasanya “. Kami pindah ke sofa, aku disuruhnya duduk dengan kaki dibuka lebar. Dia naik diatasku dan langsung memasukkan kemaluan ke dalam lubang mekinya, lalu beraksi dengan gerakan naik turun mengocok-ngocok kontolku. Ku peluk dia, kuciumi teteknya, dia semakin bernafsu. Diluar sementara hujan semakin lebat angin bertiup kencang sekali. malam itu kami larut dalam buaian surga dunia yang indah dan nikmat sekali.
Ratna orangnya nyentrik sekali. Dibagian bahunya ada tato kupu-kupu, gaya hidupnya juga kayak anak muda. Meki ratna pulen sekali rasanya dan dalam. Tubuhnya langsing tinggi, rambutnya sebahu lebat sekali, sama lebatnya seperti bulu mekinya itu.
Kami masih bertempur habis-habisan diatas sofa. Aku masih dibawah, dia diatas. Goyangannya indah sekali, tampak dia profesional sekali melayani aku.
” Kami sering jajan ya ?” tanyanya. ” Maksud kamu apa ratna ? ” Aku balik bertanya. ” Yah..itu tuh…sering cari itu tuh….wanita “P” , sering main dimana kamu ?” ” Ah…mana saya punya uang untuk yang begitu ” ” Tapi mainanmu lihay sekali, nyodoknya juga oke banget lho, aku sudah dua kali orgasme, masih belum puas, tapi kamu masih tetap bertahan kuat” Jelasnya memuji. Aku diam saja, aku masih menjilati teteknya yang besar dan montok itu.
” Sekarang kita main di tempat tidur, kamu diatas ya ?” Pintanya. Kami main diatas ranjang, aku posisi diatas. Aku dipeluknya erat sekali, bibirku dilumat habis oleh bu Ratna. Wah permainanya hot sekali.
” Sudah lama aku kesepian, tolong puaskan aku Ron, sepuas-puasnya ” Pintanya. ” Sampai pagi ?” jawabku. ” Ya bila perlu sampai pagi. Remas tetekku, goyangnya yang kenceng dong ? terus ron…terus Ron…semakin kedalam, Oohhh..mentok Ron ! enak banget Ron, kontolmu besar banget, sampai menthok banget nih…? tapi nikmat sekali, jilati tetekku Ron aku sudah mau keluar, bareng ya keluarnya ? ” Pintanya memelas. ” Baik, aku juga sudah mau keluar. Goyangin dong biar aku keluar “. Secara reflek Ratna menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan memutar-mutar seperti penari hula-hula Hawai. Gila banget goyangnya, aku dibuatnya kleenger…dan aku OOhhh….terus rat…terus…..nikmat Rat…mau keluar nih….” Aku juga Ron, nikmat banget ya ? mainanmu itu enak banget…OOhhh…Ronyku sayang……peluk aku Ron…..yang dalam Ron…..terus…terus….menthok…..OOHhh….Rony aku keluar Ron ??!!!” Ratna langsung meremas lenganku sekuat kuatnya, dia orgasme dan nikmat sekali tampakya hingga dia meremas lenganku kuat-kuat.
” Gila lu ?! pinter banget, kau sudah tiga kali kamu baru keluar ” Kata ratna sambil bangkit dari tempat tidur dan memukulku dengan bantal dengan gaya bercanda. Dia duduk di sofa, kakiya ngangkang, tubuhnya direbahkan disandaran sofa, tampak dia lemas sekali. Mekinya masih tampak memerah, teteknya masih ereksi, karena putingnya tampak besar dan kencang, warnanya pink, indah sekali, sesuai dengan kulitnya yang kuning langsat.
” Kamu berbakat jadi Gigolo Ron “
” Gigolo ? mana mungkin ? apa modalku ?”
” Ya, kamu jadi gigoloku saja !, kita bisa setiap saat begini “
” Kamu juga mainnnya hot banget Rat ?! sudah pengalaman sekali, belajar dimana ?”
” Belajar ? ya dari pengalaman !. Tahu enggak kamu ? aku tidak bersuami ? kenapa ? karena aku takut mendapat laki-laki hidung belang. Soalnya, semua yang pernah meniduriku adalah laki-laki hidung belang, hanya butuh tubuhku saja. Dulu aku wanita panggilan, klienku orang-orang top, orang VIP, tarifku selangit. Tapi setelah aku diatas tigapuluh lima tahun, pasaranku merosot, dan aku memilih pensiun, kalah saingan dengan yang ABG-ABG ” Jawabnya tegas.
” Tapi kamu kaya raya ratna ?! kok tidak pilih suami yang mantap ?”
” Kamu khan suamiku ” Jawabnya bercanda.
” Kamu sering main dimana ? sering nyabo ya ? “kata ratna.
” Yah….kadang-kadang, jika kebelet banget. Dulu sering dengan cewekku, dengan janda tetangga juga pernah, tapi enggak OK, janda kampung ! dengan banci juga pernah, tapi yang paling hot dengan kamu Ratna ?!
” Ya jelas dong ? aku kan sudah lama banget enggak main, enggak ngerasain kontol ! Tapi mulai malam ini, kamu akan aku ikat, kamu harus jadi pacarku, bila perlu jadi suamiku. Aku jatuh cinta denganmu Rony, sudah lama aku menarih simpati padamu ” Balas Ratna sambil menghampiriku dan memelukku serta melumat bibirku dengan bibirnya. Kami birahi lagi, sambil berpelukan dengan kaki diangkat sebelah dan diposisikan ke sandaran sofa, Ratna menuntun kontolku dan dimasukkan kedalam liang kemaluannya. Dia beraksi lagi, goyangannya membuat aku melayang-layang ke awang-awang. Baru kali ini aku merasakan goyangan yang begitu penuh gairah dan tenaga. Ratna melepas kontolku, dan dengan segera dia naik ke rajang dan posisinya nungging. Waduhhhh…mekinya tampak besar sekali dan hot, sepontan kumasukkan alat viatlku kedalam meki itu melalui posisi seperti kontol kawin.
” Aduhhh Rony, kok enak banget ya ? lebih dalam lagi Ron, Ooohhh mentok … Ron”
” Sama, enak banget punya kamu Ratna, kamu sudah berumur, tapi barangmu pulen sekali “
” Aku rawat terus sayang…apalagi aku jarang main, paling-paling pakai dildo, ya lama-lama bosen juga. Terus Ron..terus goyangnya, sambil remas tetekku, gigit bahuku Ron, OOhhh……aku nikmat banget. Gigitanmu membuat aku semakin nafsu. Ohhh terus Ron…OOhhh Ron aku keluar, aku keluar lagi, aku kalah Ron ?! “
Sejak saat itu, aku dan Ratna intim terus. Dia pindah rumah, ke rumahnya yang baru. Begitu juga aku diajaknya disana tinggal serumah. Rumah kosnya dikelola oleh pembantu rumah tangganya. Dirumah barunya Ratna, aku bebas melakukan persetubuhan kapan saja, dengan gaya dan posisi apa saja. Ibu kos ku ini, ibu Ratna ternyata mantan pelacur yang selalu kesepian dan ketagihan sex.
Ada satu hal yang menyakitkan aku, kuliahku gagal, putus ditengah jalan, karena sering aku bolos kuliah, bangun kesiangan kelewat capek lembur semalam suntuk. Tapi aku dan Ratna hidup kumpul kebo bergelimang harta dan uang. Aku disuruhnya mengelola duabelas armada angkot dan kesemuanya pemilikannya diserahkan kepadaku. Aku bukan gigolo, karena aku tidak pernah minta bayaran, aku menyayangi Ratna, karena aku memang betul-betul mencintainya sepenuh hati. Usia kami berbeda jauh, dia sudah berumur empat puluhan, sementara aku masih kepala dua, dia lebih pantas jadi ibuku.Tapi aku sangat sayang dengannya.



»» Baca selengkapnya.....

Meraba-raba selangkanganku

abtu sore itu sekitar jam 6 an setelah makan di salah satu resto di daerah tebet aku bermaksud mengantarkan Rea ke kosannya.Rea adalah karyawan perusahaanku. (untuk jelasnya baca ceritaku ?AKHIRNYA TIDAK BERAKHIR?).

Malam minggu itu dia terpaksa harus balik ke kost an nya karena sepupunya ada yang mau nginap di kost an nya padahal aku bermaksud mengajak dia jalan malam minggu itu, terpaksa aku malam mingguan seperti biasa lagi sendiri.
Tidak terasa kami sudah sampai didepan kost an nya rea, dan sebelum dia turun kami sempat fresh kiss sebentar didalam mobil sambil berpelukan,?sabar ya sayang?, senin malam abang boleh nikmati semua punya rea di Singapure?? katanya sambil tersenyum manja dan mencium pipiku sebelum turun dari mobilku,seninnya memang aku sudah berencana mengajak dia ke Singapure menemani aku tugas selama 5 hari seperti yang aku ceritaku terdahulu (judul:?akhirnya tidak berakhir?).
Aku melambaikan tanganku sambil melajukan kendaraanku meninggalkan kost an nya rea menuju ke rumahku di daerah slipi Jakarta Barat.

Sekitar jam 9 malam hpku berbunyi dan kulihat ada nomor yang gak aku kenal, tadinya aku malas untuk menjawabnya karena biasanya kalau nomor yang tidak aku kenal tidak pernah aku jawab.?Halo..,ini doni.??, terdengar suara perempuan diseberang sana,?iya,maaf ini siapa ya?, begitu kira-kira awal percakapan dan rupanya yang menelpon itu tika,dia adalah anak dari salah seorang relasi perusahaanku di Bali dan juga manager marketing di perusahaannya dan rupanya saat ini lagi berada di Bandung untuk urusan pribadi,katanya bokapnya mau transaksi beli rumah hari senin dan dia sengaja duluan ke Bandung karena mau jalan-jalan di Bandung,sedangkan bokapnya datang hari senin sekalian ada urusan sama bos aku di Jakarta, lama juga kami telphon-telphonan ,?eh gak apa-apakan tika telpon lama nih pak..??, tanyanya mungkin merasa gak enak dan pembicaraanpun masih sedikit formal disamping baru 2 kali ketemu juga belum terlalu akrab,?sampai pagi juga gak apa-apa kok?, jawabku,sambil mencoba untuk akrab,kudengar dia ketawa,?bener nih..,gak apa-apa?, emang bapak lagi dimana??, tanya dia lagi, ?kalau bapak aku ada di Menado,ada apa nanya bapakku..he..??, jawab aku berusaha untuk terus akrab,lumayanlah ada temen ngobrol malam minggu biarpun cuma di telphon,?tika nanyain pak doni,bukannya nanyain bapaknya pak doni..?? katanya lagi sedikit sewot tapi suaranya mulai terdengar manja,aku berfikir bisa nih diarahin buat lebih akrab lagi,?kalau gitu tika manggilnya mas doni aja ya..?boleh..??,sahut dia lagi,wah tambah mantab dikit nih buat ngobrol-ngobrol,?gitu dong biar enak ngobrolnya,eh tika sama siapa di Bandung?aku panggil tika aja ya,gak usah mbak tika lagi kan..??, dia ketawa mendengarnya dan suasanapun langsung menjadi akrab,ternyata dia sendirian di Bandung,tadinya dia mau nemuin beberapa orang temen di Bandung tapi gak ketemu sudah pindah alamatnya ,?sudah jalan-jalan keliling dong tika??, tanyaku, ?tika bingung disini sendirian,tika gak begitu mengenal daerah Bandung..!?, jawabnya lagi, ?eh mas doni kok gak keluar nih malam minggu?? tanya dia dengan nada sedikit menggoda, ?pengen sih,suntuk juga dirumah malam mingguan tapi gak ada teman nih?,sahutku sedikit memancing dia,?kasihaaan..,sama dong kita..!?,sahutnya sambil tertawa,?iya nih..,karena kita sama gimana kalau kita keluar aja jalan sekarang?mau gak??, aku mulai ceplas ceplos aja karena aku pikir cuma becanda sebab dia di Bandung sedangkan aku di Jakarta dan juga sekarang sdh malam jam 9 lewat, ?bener nih mas doni mau ke Bandung sekarang?, kalau bener mas doni mau kesini sekarang tika tunggu nih mas..??, jawabnya yang sungguh diluar dugaanku,?hee?,tunggu dimana?diwarung??, sahutku lagi pura-pura becanda, aku masih mau lihat serius gak dia minta aku keBandung malam-malam gini,kalau serius pasti secara tidak langsung dia minta dielus,he?he?,begitu pikirku.,?masa diwarung,mas doni langsung aja ke horizon,tahu kan?,?jawabnya menerangkan dan aku baru bener-bener yakin kalau dia serius,tanpa panjang lebar lagi langsung kubilang aku jalan saat itu juga.

Sepanjang perjalanan aku ke Bandung tika sering telpon aku,?sudah sampai mana mas..??Tanya dia saat aku sudah memasuki tol Bandung,?sudah mau masuk kota Bandung tika,10 menit lagi juga sampai??, jawabku ?ya udah,tika tunggu ya?hati-hati lho jangan ngebut-ngebut?, sahutnya untuk kesekian kalinya ingatkan jangan ngebut,?gimana gak ngebut,.dah kebelet nih??, jawabku tanpa sadar berani ngomong ke hal sedikit menjurus,aku lupa karena sudah merasa akrab dan dia juga selalu manja klo bicara sama aku di telpon,?ye?,kebelet apa sih..??sahutnya, cepat aja aku potong,?kebelet pipis nih..?? jawabku pura-pura nahan kencing, terdengar dia ketawa geli, gak tau karena membayangi punya aku atau menertawai keadaan aku,sepertinya dia membayangin punyaku, ?ditampung sama botol air mineral aja?, katanya lagi masih ketawa, ?tadinya mau gitu tapi dulu pernah kejadian sih, jadinya takut?, aku mulai berani mengajak dia ngobrol kearah begituan,?kejadian apa mas..??, katanya sedikit penasaran kali. ?dulu aku pernah kencing terus aku masukkan ke dalam botol air mineral,waktu masuk bisa karena masih kecil tapi setelah hampir selesai kencing dia membesar di dalam botol itu jadi gak bisa dikeluarin,nyangkut didalam?, terdengar dia tertawa ngakak sekali mendengar cerita bohonganku, aku yakin pasti sedikitnya dia ngebayangin penis cowok klo lagi ereksi.

Aku sudah sampai di hotel horizone tempat dia nginap tapi aku sengaja gak kasih tahu dia kalau aku sudah sampai dan kami masih aja telpon-telponan sambil aku langsung masuk lobi hotel dan berjalan menuju kamar dia,?terus gimana tuh..??, katanya masih penasaran, ?ya susah deh,aku tungguin kecil lagi pasti lamakan,malah semakin membesah karena kegencet lobang kepala botolnya soalnya lingkarannya punya aku lebih gede dari diameter kepala bolol itu,jadi terpaksa deh aku potong..??, kataku menerangkan dan akupun sudah didepan pintu kamarnya tapi aku tahan untuk nggak ngetok pintu kamarnya dulu,?hah..apanya yang dipotong mas?, ah..pasti mas doni bohongkan??, jawabnya sambil masih cekikikan,?beneran aku potong,kalau nggak gimana keluarnya?, jawabku berusaha sedikit serius biar dia penasaran,?pendek dong sekarang..??, katanya sambil ngakak lagi,akupun jadi ketawa mendengar reaksi dia ngebayangi burung aku,belum tahu dia pikirku,langsung aku ketok pintunya,aku pengen lihat wajahnya pasti bersemu merah kalau tahu aku sudah didepan pintu kamarnya,?eh bentar dulu ada yang ngetok pintu kamarku tuh mas..??, katanya kaget,dia gak tahu kalau aku yang mengetok pintu kamarnya,?eh tika ntar dulu,sorry nih,kalau itunya basah mendingan kamu ganti dulu ntar mana tahu tamunya lama ngobrol,kamu pasti merasa gak nyaman karena basah,?sahutku, ?basah apaan,enak aja,aku mau lihat dulu ya?mas doni sudah sampai mana??, tanya dia,?sampai depan kamar kamu?jawabku, ?hah?.,grrrr..,awas kamu mas..?!!ntar tika potong sekalian biar habis..!?,setelah itu langsung telpon dimatiinnya.

Perlahan pintu kamarnya terbuka dan kulihat wajahnya cantik sekali dan masih bersemu merah,mungkin sedikit malu habis becanda di telpon barusan, ?masuk mas..?, katanya sambil tersenyum,lalu aku berjalan masuk kamarnya yang sangat luas karena memang kamar suite room di hotel itu,?duduk mas..,cape ya?,mau minum apa nih..?!?, ternyata dia sangat ramah beda sekali dengan tika yang selama ini aku kenal, memang selama ini aku kenal dia cuma dalam urusan kerjaan saja tapi malam ini sangat lain, kuperhatiin dia sangat cantik sekali dengan rambut dibiarkan terurai sebahu dan di cat warna kuning mengenakan daster pakai tali seperti tanktop sehingga memperlihatkan bagian atas tubuhnya dan buah dadanya yang berukuran 34C itu menonjol sangat jelas belahan susunya,pikiranku langsung membayangkan seandainya burungku bisa aku jepitkan ditengah daging empuk itu pasti akan sangat nikmat sekali, tidak terasa burungkupun mulai bereaksi, betisnya dan pahanya yang putih mulus itu membuat aku menelan ludah berkali-kali karena dasternya itu sangat pendek dan tipis sehingga CDnya jelas kelihatan berwarna merah dari balik dasternya yang berwarna kuning terang itu, tampak dia tidak mengenakan BH sehingga tonjolan putingnya sangat jelas kelihatan walaupun dia sedikit menutup-nutupi dadanya dengan tangannya tapi aku lihat dari caranya menutupi dadanya dengan menurun naikkan tangannya di dadanya lebih kepada isyarat untuk aku supaya melihat kearah susunya yang putih mulus montok dengan puting sedikit menonjol dari dalam dasternya yang tipis itu.

?kok diem gitu sih mas?,jangan bengong gitu dong?, tegurnya mengagetkan lamunan jorokku, ?eh nggak..,gak apa-apa kok,cape aja dikit nih..?, jawabku ngasih alasan,?diminum mas..?, dia menawarkan minuman dingin kepadaku,huh segernya kerongkongan yang sejak melihat tubuhnya yang sexy dibungkus daster tipis jadi kering.
Lalu akupun membuka pembicaraan mengenai rencana dia buka butik diBandung sampai ke masalah kantor dan lain-lainnya yang jelas cuma sekedar kata pembuka aja bagi aku dari pada nyeruduk lansung kayak kambing mau kawin,he?,aku kan bukan kambing pikirku.

Mataku tidak henti-hentinya memperhatikan keindahan tubuhnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, kulitnya yang putih mulus dan tai lalat kecil di dekat belahan susunya, pikiranku sibuk membayangkan daging yang ditutupi daster tipis itu, pada mulanya aku cuma mencuri-curi aja melihatnya tapi karena aku merasa dia tahu kalau aku dari tadi memperhatikan tubuhnya,dia sekali-kali cuma tersenyum manakala aku sedikit bengong, (aku jadi berfikir kalau di cerita-cerita dewasa yang sering aku baca di salah satu situs, begitu gampangnya seorang cowok yg baru kenal cewek langsung ah..uh..oh,dan kalau aku langsung ah..uh..oh juga bisa aja nih tapi ketahuan banget bohongnya kali ya dan pasti bro-bro sekalian gak penasaran lagi kan?,hauhauha?.)

Gak terasa sudah jam 1.30 pagi, ?eh gak jadi jalan nih??, aku memotong pembicaraannya yang lagi asyik menceritakan tentang butiknya dan mataku juga sudah mulai ngantuk (klo aku rubah jalur ceritanya pake obat perangsang pasti bro-bro sekalian protes nih.huahuahaa.??).? oh iya,sampai lupa,habis keenakan ngorol nih.??, katanya juga sedikit kaget ketika melihat kearah jam tangannya, ?mau jalan kemana mas?dah jam setengah dua pagi nih?mau lihat orang jualan sayur jam segini?, katanya lagi, ?yah.. terus gimana?gak jadi nih??, tanyaku sambil menyenderkan badan ke sofa seperti orang yang mulai mengantuk, ?nah tuh kan mas doni aja dah ngantuk?gimana mau jalan lagi??, katanya dengan nada sedikit manja,aku cuma sedikit tersenyum melihat kearah dia dan dia sedikit malu waktu aku aku tatap matanya (bibirnya yang gemesin, sexy banget bro..), dia tidak berani lama-lama beradu tatapan denganku, sambil menunduk dia nawarin aku makan, ?mas doni laper gak?mau tika pesenin makan??, tanya dia ,?gak usah tika,mas doni mau balik aja ya?tika juga mau tidurkan ??, jawabku berbasa basi berharap ditawarin nginap sambil berfikir mungkin gak dia nawarin aku nginap disini,mustahil banget rasanya tapi ,?mas doni mau balik ke jakarta lagi??, tanyanya sedikit kaget dan ada nada bingung ,?belum tau nih,kalau gak kuat nyetir,ntar mas doni nginep dijalan aja?, jawabku sedikit di lemes-lemesin ngomongnya,?nginap disini aja mas?,besok katanya mas doni mau temenin tika jalan,besok malam aja pulangnya??, akhirnya dia nawarin juga tapi dia kelihatan juga bingung nawarin aku mungkin dia juga berfikir aku tidur dimana, sedangkan dikamar dia tempat tidurnya single bed walaupun berukuran besar.Melihat kesempatan itu aku gak mau menyia-nyiakannya, langsung aja aku becandain biar dia gak kaku karena bingung dengan keadaan malam itu ??gimana ya tika,mas doni bukan gak mau tapi takut aja sama kamu, ntar mas doni tidur kamu beneran lagi memotong habis, kayak ancaman kamu tadi?, jawabku sambil ketawa pura-pura lucu padahal konak habis ,?potong apa mas?,oh?he..he..?, katanya sambil ketawa, ?tadi becanda aja kok mas, melihatnya aja tika ngeri pasti pendek gitu?, sambungnya lagi dan kayaknya dia senang banget ngomongin masalah ginian dan dari ditelpon tadi selalu ditanggapinya, aku pikir kesempatan nih, ?siapa bilang pendek..?,eh ada minuman ya dikamar kamu??, jawabku sambil sedikit mengalihkan pembicaraan sambil melirik ke susunan botol minuman diatas kulkasnya,?ada mas,mas doni mau apa?suka chivas ga??, katanya sambil berjalan mengambilkan minuman, ?kita minum berdua sambil ngobrol ya?,tika biasa minum kan ?,? tanyaku sambil mataku melirik pantatnya yang montok lagi berdiri membelakangiku menuangkan minuman,?iya deh tika temenin minum tapi mas doni gak usah balik ke Jakarta ya?klo mas doni gak mau tidur disini ntar tika bukain kamar lagi aja disini?, katanya sambil berjalan memberikan minuman kepadaku dan tanganku sempat bersentuhan dengan tangannya waktu dia memberikan gelas dengan sengaja aku sentuh lembut jari tanganya.,?siapa bilang aku ga mau tidur disini?, jawabku , ?tadi mas doni bilang mau balik gak mau nginap disini takut dipotong??, dia bicara dengan nada sedikit manja,kuteguk minumanku dan kulihat dia kembali mengabil minuman dan menuangkan ke dalam gelas yang satu lagi,rupanya bener dia mau ikut temenin aku minum,akan aku bikin mabok nih dia pikirku.

Kami pun ngobrol sambil minum dan obrolan kami selalu menjurus ke hal-hal yang nyerempet sehingga membangkitkan nafsuku dan kulihat dia juga sudah sangat horny dan mulai gelisah duduknya,aku sengaja membahas masalah burungku biar pikirannya membayangkan dan penasaran,tapi aku tidak bisa terlalu kelihatan porno karena aku masih ingat status aku dan dia,dia adalah anak bos relasi perusahaanku,bagaimanapun kalau aku salah langkah pasti akan heboh nantinya,resikonya bisa di pecat bosku

Kulirik lagi jam tanganku sudah menunjukkan jam 3.30 pagi,sementara masih belum ada gerakan, dan burungku sudah keras banget karena sekali-kali aku dapat melihat kearah CD nya yang berwarna merah waktu dia sering merobah posisi duduknya dan dia juga belum kelihatan mabuk dari tadi belum nambah-nambah minumnya sementara aku dah beberapa kali nambah,mungkin pengaruh alkohol juga yang bikin aku sangat horny,aku coba berfikir keras bagaimana caranya yang halus dan seolah-olah tidak disengaja bisa kejadian dan dapat menikmati tubuhnya itu,otakku susah untuk diajak berfikir untuk membikin rencana.

Walaupun kepalaku sudah berat tapi aku masih sadar, aku tidak bisa mengontrol arah padanganku, mataku sering kali mengarah ke susu dan selangkangannya, ?mas doni ngantuk??, tanyanya sambil tersenyum sambil melirik dadanya karena melihat mataku melotot kearah susunya yang montok dan menantang tidak memakai BH sehingga kelihatan pentilnya sedikit menonjol itu, kelihatannya dia dari tadi tahu kalau aku selalu memperhatikan dada dan selangkangannya tapi dia tidak pernah membetulkan dasternya atau menutupinya, malahan kadang-kadang sedikit menarik kebawah membuat tonjolan bagian atas susunya semakin jelas dan aku juga tanpa sengaja beberapa kali menelan ludah.,?aduh kepala mas doni jadi berat banget nih,mas doni rebahan di kursi ini aja boleh??, tanyaku dan memang rasanya aku sudah gak kuat duduk lagi.?mas doni mulai mabok ya??, katanya lagi sambil bediri berjalan ke arah lemari kamarnya ,?ganti aja bajunya mas pake kaos sama celana hotpan tika nih,tapi celananya mungkin sedikit sempit gak apa-apa mas??, katanya sambil menyerahkan pakain ganti kepadaku dan aku diam saja gak mengikuti saran dia, dengan berat banget aku paksakan berdiri mengangkat badanku untuk mengganti bajuku,dia langsung memegang tanganku ketika melihat aku sedikit sempoyongan, disinilah rencanaku muncul, kalau dia gak bisa aku bikin mabok maka aku aja yang mabok pikirku dan rencana itu tiba-tiba saja terlintas diotakku,?aduh sorry nih tika,aku sudah berat banget,kamu sengaja ya bikin aku mabok ngasih aku minum banyak-banyak??sambil berdiri dipegangin tika, ?mas doni yang gak kontrol tuh klo minum?, sahutnya lagi sambil memapah aku yang berpura-pura mabok,tercium aroma parfumnya yang sangat sexy, kulitnya terasa sangat halus dan sengaja aku tempelkan langsung lenganku ke susunya terasa lembut sekali buah dada yang montok itu dan sedikit aku geser ketengah dadanya lenganku terasa jelas putting susunya dari luar dasternya, dia hanya diam saja karena sudah mengira aku bener-bener mabok dan dia berusaha menahan badanku supaya tidak jatuh,?kita kemana nih??, tanyaku ketika dia membimbing aku menuju kamar mandi,?mas doni ganti baju dulu ya dikamar mandi?,? jawabnya sambil menyerahkan baju ganti didepan pintu kamar mandi, aku langsung pura-pura gak kuat berdiri dan menjatuhkan tubuhku didepan kamar mandi,?aww..awas mas,hati-hati..!!,? teriaknya kaget melihat aku jatuh,?tika,aku lemes banget nih,? sahutku dengan mata sengaja aku sayukan seperti orang mabok berat.

Dia langsung membantu aku bangun dari lantai kamar mandinya dan ketika dia merunduk aku dapat melihat jelas buah dadanya dan aku sedikit kaget ternyata ada tatto bunga mawar di susu sebelah kirinya walau sekilas tapi aku lihat jelas, hampir saja aku mau nanya tapi langsung ingat kalau saat ini dia tahunya aku lagi mabok berat, langsung saja aku urungkan niatku untuk bertanya, susunya begitu putih mulus,doni kecilku sudah bener-bener dalam keadaan tengang banget dan nafasku mulai memburu,?mas doni mau muntah ya?.kok nafasnya nyesak gitu??, tanyanya ketika tahu nafasku cepat mulai ga beraturan, ?gak..!?,jawabku singkat sambil mengatur nafas takut dia curiga dan tahu aku konak, ?terus nafasnya kok nyesak dan jantungnya kok dag dig dug gini??, tanya dia lagi sambil memegang dadaku,kelihatan dia sedikit cemas dengan keadaanku dan mungkin dia takut kalau aku kenapa-kenapa akibat mabok berat, ini kesempatan lagi nih pikirku, ?mas doni nahan pipis dari tadi pengen pipis karena gak bisa pipis sendiri dikamar mandi takut kena celana dan takut jatuh??, sahutku dan kubiarkan aja nafasku memburu seolah-olah karena nahan pipis,? gimana ya..??, kulihat dia bingung banget,? ya udah tika bukain aja celananya ya,trus mas doni pipis aja??, aku hanya mengangguk tanpa menoleh sedikitpun kearah dia, lalu levi menuntunku kearah closed dan berdiri dibelakangku sambil tangannya dari samping pinggangku dikedepankan membuka gesper dan kancing celana jins aku, aku menikmati sekali susunya yang menempel di punggungku,?sudah mas,pipis aja sekarang biar tika tahan badan mas doni biar gak jatuh lagi.?, katanya setelah selesai menurunkan resleting celanaku dengan hanya menarik kancing atas celana jeansku sehingga burungku yang sedang tegang tidak kesenggol tangannya.
Aku meraba-raba selangkanganku tapi dengan kepala menengadah keatas bergaya mabok,?mana nih?tika kok burungku gak ada ??, kataku sambil meraba-raba selangkanganku asal-asalan seakan-akan untuk memegang burung sendiri aja sudah gak bisa saking maboknya, ?gak ada gimana mas?,didalam celana dalam mas doni dong?.?,sahutnya sedikit terkejut dan aku dapat denger dia ketawa kecil mungkin sudah mulai lucu pikirnya kalau orang lagi mabok,aku semakin senang dan aku terusin aja tingkah mabok-mobokan itu,?karet celana dalamku kok keras banget nih,siapa sih yang beliin nih,? aku mulai aja bicara gak karuan, ?mas doni dong yang beli sendiri masa nanya lagi?,bener mabok berat nih,?sahutnya masih berdiri dibelakangku sambil memegangi tubuhku.Aku langsung membalikkan tubuhku dan kujatuhkan pantatku langsung duduk di closed menghadap dia,?kok duduk di closed,bangun dong?katanya mau pipis?, dia berusaha mengangkat lagi tubuhku dan sekali lagi aku dapat mengintip ke belahan susunya, aku sudah tidak tahan untuk merabanya tapi aku tidak mau ceroboh dulu, kemudian akupun berdiri dibantu dia dan langsung merangkul dia berlagak sempoyongan, kulihat dia sangat berat menahan tubuhku tapi kasihan juga aku melihatnya.Aku ga bisa pegang sendiri burungku tika, biar aku kencing dicelana aja atau aku tahan sampai pagi aja..??, kataku dengan nada orang teller,?ga baik ditahan lho mas,penyakit..?jawabnya, ?iya nih sakit sekali nahan pipis dari tadi.?, kali ini aku pura-pura bolot, ?penyakit mas..?bukan sakit ?, katanya sambil senyum melihatku.

Sebenarnya maksud aku bikin ribet untuk kencing ini biar bisa dia pegangin burungku saat aku kencing,makanya aku puter-puter terus pembicaraan menunggu kesempatan untuk nyuruh dia pegangin burung aku.,?tika bukain celana dalam mas doni ya?tapi mas doni yang pegang sendiri??, jawabnya sedikit pelan,aku langsung pura-pura kaget dan takut,?jangan vi,mas doni ga mau dipotong..,tadi cuma becanda kok tika..??jawabku sambil mendorong sedikit tubuhnya dan aku pura-pura sempoyongan dikit,langsung disambernya tubuhku biar ga jatuh sambil ketawa sedikit keras,?ha..he..,bukan dipotong mas..?tapi dipeganging eh..nggak maksud tika celana mas doni levi bukain biar mas doni bisa pipis..?? katanya sambil mencubit sedikit hidungku, dan dengan gaya mabok,badan sempoyongan,mata sayu,aku mengerutkan alisku sambil menatap dia pura-pura berusaha mikir dia ngomong apa barusan padahal aku melihat dia karena dia sangat cantik sekali dari jarak dekat, ?boleh levi pegang burung mas doni sebab cowok gak mungkin bisa pipis kalau burungnya gak dipegang tapi janji ga akan levi potong ya..??, jawabku ngaco sambil beri alasan kenapa dia harus pegang burungku dan seakan-akan tidak menyuruh dia megang cuma karena terpaksa aja.,?hah..,pegang..,gak mau ah.??, katanya, aku langsung sedikit kaget juga gak enak karena takut dikira sudah mulai gak beres sama dia, sebelum dia bereaksi aku duluan yang bereaksi,?gak mau ah,aku ga mau dipotong,kalau tika gak mau janji cuma megang doang biar mas doni tahan aja,? jawabku pura-pura takut dan berlagak bolot lagi, dan untung ide ini membantu aku dari situasi yang mengarah gak enak, tapi aku harus berhasil menyuruh dia megangin burungku pipis, itu target aku.Lalu aku pura-pura berusaha berjalan keluar kamar madi,?mas doni mau kemana..??,katanya dengan nada khawatir,? aku tidur di mobil aja ya tika,biar kalau aku kecing di celana biar didalam maobil aku aja.? Sahutku berusaha jalan kepintu dengan gaya sempoyongan, ?ya udah tika janji gak akan potong,suer..!?, katanya, aku langsung membalikkan badanku dan kembali kurangkul lehernya sambil aku tatap matanya dengan tatapan sayu pura-pura mabok,? janji ya..??, kataku seolah-olah bener-bener ketakutan dan ingin memastikan lagi,?iya?,tapi mas doni juga harus janji jangan cerita ke siapapun ya??, katanya lagi, ?jangan diceritain dong tika mas doni kecing dipegangin tika,malu mas doninya kalau ada orang yang tahu?,sahutku, aku sengaja bikin percakapan yang gak nyambung, sambil meyakinkan dia biar mau. ?udah mabok,nakal lagi..?, katanya sambil kembali mencubit hidungku kulihat dia sedikit tersenyum entah gemes atau apalah.

Aku dan tika berdiri berdampingan di depan closed, sambil kepalaku aku miringkan kekepalanya dan tangan kananku merangkul bahunya seperti gak kuat menahan tubuhku berdiri karena semponyongan padahal tidak sepenuhnya berat badanku aku tumpukan ke dia karena kasihan juga pasti berat dan biar dia bisa konsentrasi menikmati burungku nantinya.Perlahan lahan dia turunkan karet celana dalamku dan menarik celana dalamku kebawah,pelan sekali dia melakukan dan aku dapat merasakan dia juga sudah muali dag dig dug dan dia ngomong sendiri pelan-pelan?,gimana nih..,aduh.,gimana nih..??,katanya dan sangat jelas sekali aku dengar,aku yakin dia sudah mengira aku benar-benar mabok dan tidak dengar apa yang dia omongin, ?sudah bangun gitu gede banget kelihatannya karena nahan pipis kali nih?, katanya sambil ngomong sendiri pelan-pelan terus melorotkan celanaku,dari luar celana dalamku memang jelas kelihatan burungku bengkak,panjang tapi dalam posisi miring ke kiri karena kalau dalam posisi lurus keatas pasti sudah nongol keluar kepala bajanya.
Karet calana dalamku ditariknya terus kebawah dan ?aww..!?,dia kaget begitu melihat burungku berdiri dalam posisi bebas karena sudah keluar dari celana dalamku, aku lirik dia melihat aku sebentar dan kembali melotot melihat burungku yang sudah keras berdiri itu,?gila..,panjang banget,kok mabok bisa bangun ya burungnya??, kudengar dia ngomong sendiri tapi pelan banget, karena takut ketahuan kalau aku pura-pura mabok lalu aku bilang,?huh..dah keras banget burungku karena nahan pipis tuh tika,cepetan dong pegangin,aku mau pipis nih.?, aku bilang gitu biar dia kira burungku bangun karena kebelet pipis bukan karena ngaceng.
Tangannya gemetaran waktu dia pegang burungku dengan dua jarinya jempol dan telunjuk tapi sedikit ditekannya seperti dicubit,?aduh,jangan dicubit,sakit gak bisa pipis nih.!?, kataku tapi aku gak mau melihat ke arah dia ataupun kearah burungku yang dipegangya, biar dia gak malu itu pikirku, ?eh iya mas,sorry tika gak sengaja,gimana dong meganginnya kalau mau pipis?, tanyanya dan kulihat matanya gak lepas menatap burungku, nafasnya sudah tidak beraturan dan dadanya yang montok itu kelihatan turun naik, dengan posisi aku dan dia berdiri berdampingan dan dia sedikit membungkuk membuat aku jelas sekali melihat belahan susunya dari atas walaupun tidak kelihatan semua karena daster atau mungkin susunya yang kegedean sehinga dasternya kelihatan kekecilan menampung buah dada yang montok putih mulus dengan tatto bunga mawar di belahan dalamnya itu. ?digemgam yang bener dong tika..!?, pintaku sambil mencium rambutnya tanpa sepengatahuannya membuat burungku semakin keras dan nafaskupun sudah sangat memburu karena nafsu banget.

Aku merasakan tangan yang halus itu mulai menggenggam burungku dengan lembut dan tanpa aku sadari aku sedikit mendesah,? oh..ya gitu..?, kataku ketika semua jarinya sudah menggemgam penuh burungku, beberapa saat aku dan dia cuma terdiam dan kurasakan buah dadanya sedikit mengeras karena memang dengan tidak sengaja tanganku yang merangkul dia menarik dan menekan tubuhnya lebih rapat lagi ketubuhku.?eh..kok belum keluar pipisnya mas??, dia bertanya mengagetkanku,aku berusaha untuk pipis tapi emang sulit harus pipis disaat ngaceng berat gitu, aku coba cari akal lagi,?iya kelamaan ditahan,ditarik-tarik dikit biar cepet nih tika??, kataku lagi sambil merangkul dia sambil menjulurkan tanganku kedepan, tanganku yang tadinya melingkar memegang pundaknya sekarang sudah beralih melingkar di lehernya sehinggga tanganku berada tepat didepan dadanya dan menyentuh pas di susunya yang sudah terasa keras, ?ditarik gimana..??, tanya dia sambil matanya gak lepas memandangi burungku yang sudah mengacung keras dan tanganya yang menggemgam burungku mulai terasa lebih kuat mencengram burungku., ?ya ditarik tarik kedepan sambil diremas kayak orang memerah susu sapi itu,tahu kan tika?,cepetan dong dah gak tahan nih.??, aku mungkin bilang dikocokin karena pasti dia curiga kalau aku pura-pura mabok walaupun aku tahu banget dia sudah sangat horny, aku mau semuanya terjadi secara tidak sengaja dan tanpa aku minta dua kali dia langsung mengerjakan apa yang aku minta dan sebenarnya dia juga pasti sudah mengerti cara meng onani cowok tapi karena memang suasana yang jadi seperti saat itu membuat dia juga berlagak sedikit lugu, biasalah perempuan intelek kadang-kadang juga jaim,pikirku.
Tika terus menarik-narik burungku seperti memerah susu sapi dan kandang-kadang tanpa sadar dia sudah mengocok-ngocok burungku, aku dan dia masih dalam keadaan berdiri berdampingan menghadap ke toilet dan tanganku yang merangkul lehernya dipeganganya sama tangan dia yang satunya lagi dan ditekankannya ke susunya yang bener sudah keras itu sehingga telapak tangganku bener-bener menekan susunya tapi aku biarkan saja,aku tidak bereaksi,putingnya juga terasa sangat keras menonjol dari balik dasternya yang tipis.Tanpa dia sadari sudah 5 menit dia mengocok-ngocok burungku dan menarik-nariknya, nafasnya sudah sangat tidak beraturan.Aku menikmati semuanya apalagi melihat dia berusaha menahan nafsunya dan walaupun pela tapi cukup jelas sesekali dia menyebut namaku mendesah,?mas doni..!?, aku hanya diam saja juga berusaha untuk tidak bereaksi dan pura-pura ketiduran sambil berdiri, tubuhku ditahan dia dan kepalaku aku senderin ke kepalanya walaupun aku tidak dapat menyebunyikan nafasku yang juga sudah tidak beraturan,?kok gak keluar-keluar sih pipisnya mas.??, katanya pelan sekali sambil memalingkan mukanya ke wajahku, aku tidak menjawab malah aku bikin seolah-olah aku sudah ketiduran karena mabok.Kurasanyak nafasnya hangat dan memburu di mukaku yang menempel dengan muka dia,?mas..,kok jadinya tidur sih sa..?, omongannya terputus, aku yakin betul dia sudah nafsu dan mau memanggilku sayang tapi mungkin dia juga sedikit sadar jadi tidak menerusin omongannya.?ya udah,mas doni tidur aja ya?gak usah pipis,tika bantuin jalan ke tempat tidur ya mas..??, aku diam saja berpura-pura sudah gak sadar sama sekali dan kurasakan dia mencium pipiku walaupun dengan pura-pura membisikannya ketelingaku tapi aku merasa beberapa kali bibir yang lembut itu mengecup pipiku dan tangannya membelai rambutku sekali.
Karena celanaku kancing dan resletingnya sudah terbuka dan celanaku sedikit melorot kebawah membuat aku susah melangkah dan dia juga berat untuk memapah aku ke tempat tidur lalu aku rasakan dia menurunkan celanaku, aku tidak tahu caranya karena aku tidak mau membuka mataku lagi biar dikira sudah benar-benar ketiduran karena mabok tapi aku merasakan dia melorotkan celanaku dibantu kakinya menginjak celanaku agar lepas dari kakiku, juga celana dalamku dilepasnya.Sambil berjalan dipegangin dia aku merasakan dia memelukku erat sekali sampai kedekat tempat tidur.

Direbahkannya tubuhku diatas tempat tidur, dalam keadaan tanpa celana aku langsung telentang di atas ranjang berpura-pura tidur langsung pulas tapi burungku masih tetap berdiri.Aku deg degkan menunggu apa yang akan dia lakukan terhadapku,tiba-tiba aku rasa kamar menjadi sedikit gelap mungkin dia mengganti dengan lampu tidur dan aku merasakan dia menyelimuti aku dengan bedcover, selesai sudah nih pikirku dan sudah gak ada harapan kelajutannya lagi, pikiranku berkecamuk antara aku sikat langsung nih cewek atau aku terang-terangan bilang kalau aku kepengen atau selesai aja.Disaat aku bingung harus gimana tiba-tiba aku merasakan dia naik keatas tempat tidur dan masuk kedalam bedcover disampingku,aku sudah nekat untuk langsung memeluk dia tapi aku dengar dia tapi,?mas..,mas doni..?, dia memanggil namaku sambil menguncang sedikit tubuhku seperti membangunkan.?aku gak bisa kecing nih,kocokin dong biar gak sakit,please???, kataku seperti mengigau lalu,?kok dikocokin mas..??,aku denger dia bertanya tapi aku bikin pura-pura sedikit mendengkur pelan dan kemudian kudengar dia ngomong sendiri,?ih..,maboknya nakal nih bikin gw horny aja,he..?,katanya dan kurasakan dia merapatkan tubuhnya kedekat aku dan tangannya mengelus rambutku,aku ga tahu apa yang dipikirkannya tapi bener aku sudah gak bisa nahan lagi dan aku sudah putuskan kalau sekali lagi aku suruh dia kocokin aku dalam keadaan pura-pura mabok ini,aku akan langsung peluk dia dan biarinlah cerita ini jadi kayak cerita-cerita lainnya yang gak masuk akal seperti di situs-situs internet itu,gak bisa cara bohongan pakai cara militer aja begitu pikirku.

?Please..?, sambil pura-pura menggigau lagi dan kemudian pulas lagi,lalu terasa suatu yang lembut menyentuh bibirku dan hangat nafasnya yang memburu, dia mengecup lembut bibirku tapi aku diam tidak membalas walaupun sebenarnya aku pengen banget melumat bibir dan tubuhnya yang sexy itu.?please..?, kuulang lagi seperti mengigau dan langsung aku sibakkan kubuka badcover yang dia selimutkan ke tubuhku tadi maksudku biar dia melihat burungku yang sudah berdiri tegak, ?iya sayang..?, kudengar dia berbisik menjawab pelan dikupingku dan mencium pipiku, akhirnya berhasil juga nih pikirku tapi aku masih tetap ingin pura-pura tidur dan pura-pura mabok.Aku penasaran pengen tahu dan melihat bagaimana kalau seorang cewek cantik yang sudah horny terus sekamar dengan seorang cowok yang sudah gak sadarkan diri tidur atau mabok berat tanpa celana dan kemaluan yang sudah berdiri terpampang didepannya.

Perlahan dia merapatkan tubuhnya ke dekat tubuhku dan tidur disampingku sementara aku tetap diam saja telentang, tapi aku merasakan susunya sudah keras sekali menempel ketubuhku dari samping dan nafasnya sudah tidak beraturan, lalu perlahan dia mulai merebahkan kepalanya kepundakku dan kudengar dia sedikit berbisik sambil mendesah lirih dikupingku,?mas doni..!?.

Tangannya mulai meraba rambut kemaluanku dan perlahan mulai memegang burungku dari pangkal kemaluanku sampai kearah kepalanya, awalnya hanya sentuhan lembut tapi semakin lama semakin kuat dipegang dan dikocok-kocoknya kemaluanku, tubuhnya semakin dirapatkannya menempel ditubuhku, nafasnya sudah sangat memburu dan sekali-kali dia terdengar mendesah di telingaku sambil memanggil namaku, ?hm.,mas,mas doni..?, aku berjuang untuk tetap berpura-pura tidur dalam keadaan mabuk dan berusaha sebisa mungkin seperti sedang menggigau saja mengekspresikan kenikmatan yang sangat menggila itu, ?uh?hm..?, rintihku keenakan seperti tanpa sadar dan levi semakin menggila dengan aksinya, rupanya dia sudah tidak tahan dan mulai menggesek-gesekkan susunya ke tubuhku yang sudah sangat keras sekali apalagi putingnya sudah mengeras seperti sekeras kacang digesek-gesekkannya ketubuhku lalu perlahan tanggannya naik membuka kancing kemejaku sementara tangannya yang satu lagi yang tadinya mengusap-usap rambutku sekarang sudah meremas-remas rambutku, aku sudah sangat yakin sekali dia sudah gak bisa menahan nafsunya lagi walalupun dia sudah meremas dan menjambak rambutku dan kadang terasa sakit tapi aku coba tetap diam dan menikmati sensasi dari semua ini dalam keadaan berpura-pura tidur.
Kancing bajuku sudah dibukanya semua dan perlahan dia meraba-raba dadaku dan turun ke selangkanganku mengocok burungku beberapa kali kemudian naik lagi meraba-raba dadaku, itu dilakukannya berulang-ulang kali sementara dia sudah mulai mencium leherku dan tangannya yang tadi meremas dan menjambak rambutku sekarang berusaha mengangkat sebelah tanganku ke atas sehingga ketiakku yang berbulu lebat terpampang dekat kelapalanya, ? uh??, aku pura-pura melenguh saja sedikit ketika tiba-tiba dengan buas dia menciumi dan menjilati ketiakku, gila banget rasanya sampai nyaris aku gak tahan karena geli bercampur nikmat, cukup lama dia menciumi dan menjilat-jilati ketiakku sambil sesekali mengigit kecil dan aku rasa pasti ada bekasnya seperti bekas cupang.Tiba-tiba aku merasa dia sedikit menjauh tapi entah apa yang dia lakukan dan belum lagi sempat aku berfikir aku merasakan ada suatu yang lembut menyentuh burungku, aku bertahan untuk tidak membuka mataku walaupun aku penasaran pengen tahu diapakannya burungku sehingga begitu nikmatnya disentuh benda lembut itu,? uh.?, kembali aku berpura-pura mendesah sambil tidur seperti orang yang tidur nyenyak lagi mimpi enak ketika burungku terasa hangat tapi kemudian langsung terasa seperti diisap-isap burungku dan rupanya benar dia mem blowjob aku, tubuhku langsung seperti melayang menikmati di blowjob dia dan gak aku sangka ternyata jago banget dia untuk yang satu ini.Cukup lama dia menjilat,mengisep dan sekali-kali menggigit pelan burungku lalu terasa dia melepaskan burungku dari mulutnya beberapa detik kemudian burungku terasa seperti dijepit daging empuk yang halus aku coba menebak pastilah burungku dijepit sama susunya, rupanya barangkali dia sudah menanggalkan dasternya lalu terasa putingnya di gesek-gesekkan ke lobang pipisku, terasa sedikit ngilu dan geli-gali nikmat.

Aku sudah tidak kuat lagi untuk diam saja menerima serangan dia walaupun aku sudah mendesah hebat tapi aku masih pura-pura tidur dan bertahan untuk tidak membuka mataku sedikitpun,dan akupun sudah sangat keras mendesah keenakan dan badanku memberikan reaksi akibat dari cumbuannya tapi dia sepertinya sudah tidak memperdulikan aku lagi karena kelihatannya dia sudah sangat bernafsu sekali dan perlahan-lahan kurasakan dia mulai menindih tubuhku tapi ketika aku rasakan kakinya berada tepat di samping pinggangku sepertinya dia duduk dibadanku tapi aku belum merasakan berat badannya menindihku.
Burungku di genggamnya dan kemudian terasa digesek-gesekkan ke daerah yang daging yang basah,aku merasa nikmat luar biasa tapi aku sedikit heran karena itu pasti vegynya tapi kok gak terasa jembutnya,hanya sedikit banget rasanya dan itupun hanya sekali-kali ketika dia menggesekkan burungku kedepan saja kearah perutnya dan ketika dia menggesekkan di selangkangannya hanya rasa hangat dan berlendir, rupanya dia sudah sangat basah,tiba-tiba ?hah..!!?, aku sedikit kaget dan kepalaku sempat terangkat sedikit karena tiba-tiba burungku langsung dimasukinnya ke dalam vegynya secara tiba-tiba dan sekali hentakan dengan langsung mendudukit tubuhku sehingka burungku langsung terbenam semua sampai ke pangkalnya,kudengar dia juga terpekik hebat saat itu.Gila juga nih cewek main hantam habis aja begitu pikirku dan karena dia terpekik itulah mungkin makanya dia tidak menyadari kalau aku juga kaget dan kepalaku sempat terangkat sedikit dan secara reflek aku membuka mataku melihat dia sudah menduduki burungku.Tapi aku kembali pura-pura tidur dan dia mulai memompa burungku yang tadinya pelan-pelan makin lama makin kencang dan baru saja aku mulai menikmati cengkraman dinding-dinding vaginanya kuderngar dia menjerit dan langsung menindihku dan mencium bibirku dengan buas,aku sempat terkaget mendapat serangan itu dan sempat sepersekian detik secara reflek aku membalas ciuman nya tapi cepat aku hentikan dan hanya diam saja ketika dia terus mencium bibirku dengan buas dan tanganya menjambak rambutku dan dia tubuhnya seperti bergetar menindihku lalu tidak berapa lama kurasakan suatu yang hangat membasahi burungku didalam vaginaya kemudian terasa dia mulai lemas dan diam sambil memeluku dengan posisi dia diatas dan dengan nafas yang masih memburu dia memeluk tubuhku dan meletakkan kepalanya di dadaku sementara burungku masih tertancap di dalam vaginanya,diding vaginanya terasa berdenyut-denyut seperti mengurut burungku, aku merasakan sesuatu yang enak banget lalu aku buka mataku dan kulihat kepalanya diatas dadaku dan dengan posisi dia menindihku dia tidak tahu kalau sedang memperhatikannya.

Aku merasa puas dan merasa menang sekali akhirnya bisa menyuruh dia secara tidak langsung untuk memperkosa aku selagi aku tidur dan mabok(berpura-pura,he..he..).
Aku masih senyum-senyum sendiri sambil memperhatikan dia kecapean tidur diatas dadaku,burungku masih berdiri keras didalam vaginanya,dia masih tidak tahu kalau aku sedang memperhatikannya lalu tiba-tiba dia menarik perlahan pantatnya sambil sedikit kudengar dia mendesah,?uh..hm..?, pantatnya ditarik keatas sambil tangannya memegang burungku sehingga burungku keluar dari vaginanya,?masih kuat aja nih si doni kecil?, kudengar dia ngomong sendiri,aku hanya tersenyum ketika mendengarnya.

Tiba-tiba dia menoleh kearah kepalaku dan..?sudah puas tika..??, tegorku sambil tersenyum,?Haaah..?, cuma itu yang pertama keluar dari mulutnya dan dia benar-benar kaget dan malu dan gak tau lagi lah gimana menggambarkan ekspresi kekagetan dia begitu aku tegur,Plak?, suatu tamparan keras mendarat di pipiku dan lumayan sakit,tapi aku tetap tersenyum puaaaaaaas.
?Aduh..,kenapa sih tika?kok aku ditampar..?, kataku menahan tangannya ketika aku lihat dia mau menampar aku lagi, ?jahaaaaaaat,tika ga terima di kerjain begini?, katanya dan tiba-tiba tangisnyapun meledak dan langsung aku rangkul tubuhnya yang masih telanjang dan ketika mukanya aku benamkan kedadaku langsung digigitnya dadaku,?aww..., sakit tika,kamu mau membunuh aku??, kataku tapi aku tidak berusaha melepaskan pelukanku ,aku biarkan dia mengigit tubuhku dan kutaha sekuat tenaga sakitnya,ketika dia menarik mukanya memandangku dan sambil menangis,?kenapa sih mas doni kerjain tika begini?, Tanya dia dan kulihat dibibirnya ada sedikit darah dan kulihat kearah dadaku yang digigit dia rupanya juga berdarah, gila nih cewek pikirku,ternyata dia bener-bener tidak terima dikerjain.Kembali aku rangkul dia dan dalam keadaan sama-sama telanjang kupeluk dia manariknya untuk berdiri dan berjalan kearah sofa panjang dikamar itu.

Aku bingung mau jelasin apa dan gimana untuk ngomongin semua ini, terpakasalah aku bikin kebohongan lagi untuk menenangkan dan mendamaikan keadaan, terpaksa kata-kata dewa aku keluarin sebagai ilmu pamungkasku dikolaborasikan dengan S3 (spik-spik setan),dan akhirnya dia tenang dengan kesimpulan dari jurus pamungkasku itu, yah.. apalagi kalau bukan bilang : aku cinta kamu atau aku sayang banget sama kamu atau I love you atau semacam itulah, pasti bro-bro sekalian tahulah gimana menjalankan dan merangkai kata-kata dewa yang diselingi dengan S3 untuk memuaskan dan menyalurkan keinginan arus bawah kan..???,he?he?
Sambil memeluk dia dan mulai fresh kiss dikit-dikit untuk ronde berikutnya menuju babak final pergumulan diranjang aku cuma bisa bergumam dalam hati doang,?huh..nambah lagi bokin gw,berarti nambah lagi masalah gw,pusiiing..!!!

Aku bersama tika di Bandung sampai Senin subuh baru aku balik ke Jakarta dan selama 2 hari itupun rea tidak henti-hentinya sering telpon dan sms aku yang aku bilang itu dari adek aku ke tika sebagai alasan walaupun gaya aku sedikit berdiri atau berjalan menjauh kalau lagi terima telpon rea, yah gitulah bro kalau colek sana colek sini, bohong sana bohong sini bikin pusing tapi aku gak pernah mau ambil pusing selagi gak terlalu musingin aku juga.


»» Baca selengkapnya.....